Table of Content |
Stats |
Skills |
Skill Ascension |
Related Items |
Gallery |
Sounds |
Quotes |
Stories |
Stats
Lv | HP | Atk | Def | CritRate% | CritDMG% | Bonus CritDMG% | Materials | Total Materials |
1 | 985 | 27.37 | 61.74 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
20 | 2555 | 71.0 | 160.17 | 5.0% | 50.0% | 0% | 1 3 3 20000 | 1 3 3 20000 |
20+ | 3399 | 94.47 | 213.11 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
40 | 5086 | 141.36 | 318.88 | 5.0% | 50.0% | 0% | 3 2 10 15 40000 | 1 13 18 60000 3 2 |
40+ | 5686 | 158.03 | 356.49 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ||
50 | 6542 | 181.81 | 410.15 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | 6 4 20 12 60000 | 1 33 18 120K 9 6 12 |
50+ | 7341 | 204.05 | 460.3 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | ||
60 | 8206 | 228.08 | 514.51 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | 3 8 30 18 80000 | 1 63 18 200K 9 14 30 3 |
60+ | 8806 | 244.75 | 552.13 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | ||
70 | 9679 | 269.0 | 606.84 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | 6 12 45 12 100K | 1 108 18 300K 9 26 30 9 12 |
70+ | 10278 | 285.68 | 644.45 | 5.0% | 50.0% | 28.8% | ||
80 | 11161 | 310.2 | 699.78 | 5.0% | 50.0% | 28.8% | 6 20 60 24 120K | 1 168 18 420K 9 46 30 9 36 6 |
80+ | 11761 | 326.88 | 737.39 | 5.0% | 50.0% | 38.4% | ||
90 | 12650 | 351.59 | 793.15 | 5.0% | 50.0% | 38.4% |
Skills
Active Skils
Normal Attack: Blunt Refusal | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Melancarkan hingga 4 tebasan berturut-turut. Terus menguras Stamina untuk melancarkan serangan berputar yang mengakibatkan DMG ke musuh di sekitar. Diakhiri dengan sebuah tebasan yang kuat. Menerjang dari udara untuk menghantam tanah, menyerang musuh di jalur terjangan dan mengakibatkan DMG Area saat mendarat. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Ceremonial Crystalshot | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Saat Karakter dalam party mendapatkan shard dari reaksi Crystallize, Navia akan mendapatkan 1 "Crystal Shrapnel", dan maksimum bisa mendapatkan hingga 6 "Crystal Shrapnel". Setiap kali perolehan "Crystal Shrapnel" terpicu, durasi "Crystal Shrapnel" yang sudah dimiliki akan diulang. Saat dilancarkan, Navia akan mengonsumsi semua "Crystal Shrapnel" yang dimiliki dan membuka Gunbrella elegannya untuk menembakkan beberapa Rosula Shardshots yang dapat menembus musuh dan mengakibatkan Saat mengonsumsi 0/1/2/3 atau lebih "Crystal Shrapnel", 5/7/9/11 Rosula Shardshots akan ditembakkan sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Semakin banyak "Rosula Shardshots" yang mengenai satu musuh, semakin tinggi pula DMG yang diakibatkan terhadap musuh tersebut. Saat semua 11 "Rosula Shardshots" mengenai satu target, akan mengakibatkan DMG sebesar 200% dari DMG awal. Selain itu, saat mengonsumsi lebih dari 3 Crystal Shrapnel, setiap Crystal Shrapnel yang dikonsumsi selain 3 Crystal Shrapnel tersebut akan meningkatkan DMG tembakan kali ini lagi sebesar 15%. Memasuki Mode Membidik dan terus mendapatkan shard dari reaksi Crystallize di sekitar. Saat Mode Tahan selesai, akan menembakkan "Rosula Shardshots" yang sama dengan Mode Tekan. Memiliki 2 kali jumlah penggunaan di awal. Setiap kurun waktu tertentu, Navia akan melancarkan Surging Blade saat menembak dengan Gunbrella-nya dan mengakibatkan Ousia-aligned "Menjaga jarak yang sepantasnya dengan orang yang harus dijaga jaraknya juga adalah bagian penting dalam etika sosial. Tentu saja, ada berbagai cara untuk melakukannya ...." | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
As the Sunlit Sky's Singing Salute | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Di bawah perintah Bos Spina di Rosula, memanggil "Rosula Dorata Salute" yang menawan untuk membombardir musuh di depan dengan ganas, mengakibatkan Saat serangan meriam mengenai musuh, Navia akan mendapatkan 1 "Crystal Shrapnel". Efek ini dapat terpicu sekali setiap 2,4 detik. "Tembakan penghormatan Spina di Rosula adalah perayaan awal atas keberhasilan penyelesaian perundingan kita dan dilakukan tepat sebelum perundingan dimulai. Jangan salah paham, ini sama sekali bukan ancaman dalam bentuk apa pun." | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Passive Skills
Painstaking Transaction | |
Ketika dikirim untuk melakukan ekspedisi di Fontaine selama 20 jam, hadiah yang didapatkan akan bertambah 25%. |
Undisclosed Distribution Channels | |
Selama 4 detik setelah melancarkan |
Mutual Assistance Network | |
Untuk setiap Karakter |
Constellations
A Lady's Rules for Keeping a Courteous Distance | |
Saat melancarkan |
The President's Pursuit of Victory | |
Saat melancarkan Selain itu, saat tembakan Ceremonial Crystalshot mengenai musuh, sebuah Cannon Fire Support dari |
Businesswoman's Broad Vision | |
Meningkatkan 3 level Maksimum: Lv. 15. |
The Oathsworn Never Capitulate | |
Saat |
Negotiator's Resolute Negotiations | |
Meningkatkan 3 level Maksimum: Lv. 15. |
The Flexible Finesse of the Spina's President | |
Saat melancarkan |
Skill Ascension
Gallery
360 Spin
Idle #1
Idle #2
loc_gallery_vid_combat
Sounds
Title | EN | CN | JP | KR |
Party Switch | ||||
Party Switch when teammate is under 30% HP | ||||
Party Switch under 30% HP | ||||
Opening Chest | ||||
Normal Attack | ||||
Medium Attack | ||||
Heavy Attack | ||||
Taking Damage (Low) | ||||
Taking Damage (High) | ||||
Battle Skill #1 | ||||
loc_combat_sound_1000207 | ||||
loc_combat_sound_1000208 | ||||
Battle Skill #3 | ||||
loc_combat_sound_1000406 | ||||
Sprinting Starts | ||||
Jumping | ||||
Climbing | ||||
Heavy Breathing (Climbing) | ||||
Open World Gliding (Start) | ||||
Open World Idle | ||||
Fainting | ||||
Idle Performance |
Quotes
Audio Language:
Title | VoiceOver |
Halo | |
Berbincang: Jalan-Jalan | |
Berbincang: Bicara Dari Pengalaman | |
Berbincang: Logo | |
Ketika Turun Hujan | |
Ketika Petir Menyambar | |
Ketika Turun Salju | |
Ketika Matahari Bersinar | |
Setelah Hujan | |
Ketika Angin Berembus | |
Di Padang Pasir | |
Selamat Pagi | |
Selamat Siang | |
Selamat Malam | |
Selamat Tidur | |
Tentang Navia: Optimisme | |
Tentang Navia: Keberuntungan | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kita: Partner | * Selesaikan "Bagai Rintik Hujan, Turun Tanpa Sebab" |
Tentang Kita: Jaga Rahasia | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Tentang Vision | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Berbagi Cerita: Anjing | |
Berbagi Cerita: Spina di Rosula yang Bisa Diandalkan | |
Kisah Menarik | |
Tentang Clorinde | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Charlotte | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Chiori | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Furina | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Neuvillette | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Wriothesley | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang The Knave | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Lyney dan Lynette | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Navia: I | |
Mengenal Navia: II | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Mengenal Navia: III | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Navia: IV | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Mengenal Navia: V | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Hobi Navia | |
Kekhawatiran Navia | |
Makanan Favorit | |
Makanan yang Tidak Disukai | |
Menerima Hadiah: I | |
Menerima Hadiah: II | |
Menerima Hadiah: III | |
Ulang Tahun | |
Perasaan Tentang Ascension: Permulaan | * Terbuka saat Ascension tahap 1 |
Perasaan Tentang Ascension: Persiapan | * Terbuka saat Ascension tahap 2 |
Perasaan Tentang Ascension: Klimaks | * Terbuka saat Ascension tahap 4 |
Perasaan Tentang Ascension: Konklusi | * Terbuka saat Ascension tahap 6 |
Elemental Skill: I | |
Elemental Skill: II | |
Elemental Skill: III | |
Elemental Skill: IV | |
Elemental Skill: V | |
Elemental Skill: VI | |
Elemental Burst: I | |
Elemental Burst: II | |
Elemental Burst: III | |
Membuka Peti Harta: I | |
Membuka Peti Harta: II | |
Membuka Peti Harta: III | |
HP Rendah: I | |
HP Rendah: II | |
HP Rendah: III | |
HP Rekan Rendah: I | |
HP Rekan Rendah: II | |
Gugur: I | |
Gugur: II | |
Gugur: III | |
Menerima Serangan Ringan: I | |
Menerima Serangan Hebat: I | |
Menerima Serangan Hebat: II | |
Bergabung ke Party: I | |
Bergabung ke Party: II | |
Bergabung ke Party: III |
Stories
Title | Text |
Info Karakter | Hukum Fontaine itu super ketat, tapi orang-orangnya lumayan berjiwa bebas. Di Fontaine ada banyak sekali organisasi sosial, klub, atau faksi yang punya asal usul, perkembangan, tujuan, dan gayanya masing-masing. Contohnya dulu ada "Asosiasi Hat Jellyfish", sebuah organisasi yang berkomitmen untuk melindungi lingkungan dan makhluk perairan, yang sebenarnya didirikan oleh sekelompok penggiat bahan peledak. Kalau dibandingkan dengan itu, Spina di Rosula bisa dibilang adalah organisasi yang dipercaya dan mematuhi hukum, meskipun ketuanya masih muda dan terkadang terlalu penuh semangat. Dalam pernyataan resminya, Spina di Rosula menyatakan dirinya sebagai organisasi yang meliputi berbagai lapisan masyarakat dan berkomitmen untuk membantu warga menyelesaikan masalah-masalah sulit. Bila diperlukan, Spina di Rosula juga bersedia untuk bekerja sama dengan otoritas Fontaine. Kalau menurut Navia, Spina di Rosula adalah rekan bisnis yang punya berbagai jenis orang, bisa membantu segala macam kesulitan, mampu mengatakan hal yang benar di saat yang tepat, dan tidak takut menggunakan kekerasan bila diperlukan. Secara garis besar, kedua pernyataan ini sama-sama benar, jadi orang-orang boleh memilih sendiri yang lebih mereka sukai. Tapi mereka yang suka pernyataan kedua biasanya lebih mudah berteman dengan Navia. |
Kisah Karakter 1 | Di Fontaine, menghabiskan sebagian besar masa kecil menonton teater adalah hal yang sangat biasa, seperti minum air setiap hari. Demikian pula halnya dengan Navia. Sebagai seorang gadis muda, dia sangat mengagumi berbagai kisah yang diceritakan di atas panggung, dan akan memohon ayahnya untuk membelikan tiket pertunjukan tersebut agar dia bisa merasakan setiap momen manis dan pahit Karakter dalam pertunjukan dari tempat duduknya. Tapi perasaan ini berubah setelah dia mengambil alih Spina di Rosula. Konflik yang terjadi di atas panggung terasa sepele dibandingkan lika-liku di meja perundingan, dan bekas luka penduduk Fleuve Cendre terasa jauh lebih nyata dibandingkan yang diciptakan penata rias. Seiring berjalannya waktu, dia lebih sering menghabiskan hari-harinya bersama orang-orang di sekitarnya daripada di gedung opera. Tragedi di atas panggung memang seru, tapi Navia tidak ingin tragedi seperti itu terjadi di dunia nyata. Bagaimana caranya mendamaikan sepasang kekasih yang berpisah karena perbedaan pandangan? Bagaimana caranya agar seseorang yang tidak lagi mampu bekerja akibat kecelakaan kembali mencari nafkah? Dunia ini penuh dengan masalah seperti ini. Dan berbeda dengan bisnis utama Spina di Rosula, menyelesaikan masalah ini hanya menghasilkan secuil keuntungan, tapi Navia akan mengerahkan segalanya untuk membantu. Dan jika ada yang menuduhnya sebagai orang yang suka ikut campur, Navia akan membalasnya seperti ini. "Sombong sekali menyebut ini hal tidak penting", ucapnya dengan suara muluk untuk membungkam lawan bicaranya. "Ini namanya mencegah masalah kecil yang bisa jadi besar nantinya. Dan bukannya bagus kalau bisa bantu Palais Mermonia cegah seseorang dibawa ke atas panggung Opera Epiclese?" Di saat seperti ini, Navia tidak memperkenalkan dirinya sebagai Demoiselle, ketua, ataupun gelar lain yang dipegangnya, tapi sebagai Navia, seorang warga biasa yang senang membantu. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 2 |
Kisah Karakter 2 | Navia yang kini terkenal senang membantu orang menyelesaikan masalah dulunya adalah anak yang sering membuat masalah. Ketua Callas adalah orang yang sangat sibuk, jadi yang membantunya menjaga sang Demoiselle adalah para anggota Spina di Rosula. Tapi ini bukanlah tugas yang mudah, karena orang yang seharusnya mereka jaga bisa hilang dari pandangan dalam sekejap. Setelah mencari ke mana-mana, mereka akan berhasil menemukan siluet topi yang mencuat dari suatu atap bangunan ... tapi setelah mereka tiba di atap tersebut dengan susah payah, yang tertinggal hanyalah topi kecilnya. Di saat itu sang pemilik topi akan sedang asyik main di suatu tempat di Mont Automnequi. Dia punya rasa ingin tahu yang sangat besar, dan walaupun tidak punya teman main, dia bisa seru sendiri seharian. Kalau dia menemukan kolam kecil, dia bisa menatapnya seharian, mengamati burung-burung yang membersihkan diri di tepi kolam, dan berang-berang yang berenang dengan santai di permukaan air. Itu saja bisa membuatnya sangat gembira. Dan sebagai tanda terima kasih untuk kegembiraan yang dirasakannya, dia akan memberikan biji-bijian kepada para burung dan kerang untuk dimainkan berang-berang. Kadang dia juga akan mencari teman main. Kebanyakan anak-anak di Fleuve Cendre tidak punya mainan, jadi dia akan main petak umpet bersama mereka, berlarian ke sana-kemari dan mengotori rok sutranya bermain di pipa-pipa. Tidak peduli menang kalah, Navia selalu mendapatkan lebih banyak dari anak-anak lainnya. Dia akan muncul dari tempat bersembunyinya dengan beberapa komponen, sedikit Mora yang dijatuhkan orang, atau kotak peralatan yang masih terlihat setengah baru, dan mendapatkan tatapan kagum dari teman-temannya. Meskipun dia selalu keluyuran sembarangan sendirian, kebanyakan orang dewasa akan menoleransinya (kecuali ayahnya). Anggota Spina di Rosula akan bantu balut lututnya yang memar, dan beberapa wanita di Fleuve Cendre akan bantu jahit pakaiannya yang robek. Memikirkan betapa dicintainya dirinya, Navia pun akan tersenyum lebar dan merasa bahagia. Tapi suatu hari, Navia mendengar nenek tetangganya berkata kepada seseorang: "Gadis itu cuma punya ayah, tapi dia pun tidak punya waktu untuk temani anaknya ... Gadis malang, kasihan sekali dia selalu sendirian kalau keluar ...." Kata-katanya membuat Navia kesal sesaat. Dia merasa dirinya cukup bahagia. Ayahnya sangat mencintainya, orang dewasa dan anak-anak di sekitarnya juga suka dengannya. Jadi kenapa ada yang merasa dirinya perlu dikasihani? Mungkin ini karena dia tidak mengekspresikan dirinya dengan benar, makanya orang salah paham. Kalau memang begitu, ini tidak boleh dibiarkan, pikir Navia. Jadi sejak itu, setiap kali Navia merasa dicintai, dia akan berseru dengan lantang: "Terima kasih sudah suka aku! Aku senang sekali!" * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Kisah Karakter 3 | Niat awal Navia menggabungkan senapan dengan payung sebenarnya sangat sederhana: Dia cuma tidak mau angkat ini itu karena bakal jadi susah melakukan hal lain. Di Fontaine biasanya sering turun hujan, dan setelah hujan cuaca akan digantikan dengan matahari terik, jadi payung adalah sebuah keharusan saat keluar rumah. Dan Demoiselle Spina di Rosa tidak akan keluar tanpa senapan, karena pastinya tak seorang pun akan mengira senjata di tangannya hanyalah sebuah hiasan. Keterampilan menembaknya adalah hasil dari latihannya kerasnya. Prinsipnya adalah apa pun jadi selama pelurunya mengenai target, bahkan jika harus meletakkan senapan di atas Blubberbeast. Clorinde yang terlatih dalam seni menembak Marechaussee Hunter cuma menggelengkan kepalanya saat mendengar pernyataan ini, walaupun dia mengucapkan kata-kata positif. "Optimismemu terhadap perang patut dikagumi." Navia menganggapnya sebagai pujian. Dia bertemu Clorinde saat sudah gadis (atau begitulah menurutnya) berusia belasan tahun, dan karena itu dia sudah terbiasa dengan cara bicaranya Clorinde. Betul, itu seratus persen adalah pujian! Optimisme sungguh adalah pola pikir yang tidak boleh diremehkan. Bahkan ketika seseorang mencoba mengembangkan pola pikir ini, hanya sedikit yang mampu menghadapi duka hidup dengan senyuman. Tapi sepertinya Navia terlahir dengan kemampuan ini. Baginya, di dunia ini hanya ada dua jenis masalah, yaitu yang bisa diselesaikan dan yang tidak bisa diselesaikan. Masalah yang bisa diselesaikan lebih baik diatasi secepat mungkin, dan masalah yang tidak bisa diselesaikan sebaiknya diterima sebagaimana adanya. Selain optimisme, Navia percaya toleransi juga adalah sifat yang meningkatkan kualitas hidup, dan adalah sesuatu yang diwariskan di Spina di Rosa. Lihat saja berbagai usaha bisnisnya dan anggotanya yang beragam! Bahkan Tent Tortoise pun anggap tempat ini sebagai rumahnya! Konon makhluk ini adalah temannya Callas yang bernama Consigliere, yang artinya "penasihat". Navia juga bicara dengannya beberapa kali. Dia sabar, pendiam, dan berumur panjang — teman bicara yang ideal untuk mencurahkan isi hatimu. Tapi suatu hari Charlotte kebetulan lewat dan mengambil foto Navia yang sedang bicara dengan Consigliere. Foto ini menarik banyak perhatian, dan orang-orang pun berbondong-bondong mencari Tent Tortoise ini. Sejak saat itu Navia tidak lagi bertemu dengannya sesering dulu. "Orang lain juga perlu dapat kesempatan bicara dengan Monsieur Consigliere", ucapnya dengan muka datar. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Kisah Karakter 4 | Dunia ini penuh dengan kontradiksi. Contohnya ayah Navia, Callas. Jika Spina di Rosula memiliki pengaruh yang lebih besar, banyak sekali pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan lebih mudah, tapi Callas dengan keras kepala menolak gelar kehormatan yang ingin diberikan Palais Mermonia kepadanya setelah jalur Aquabus selesai dibangun. Contoh lain, Callas tidak pernah sengaja menyembunyikan berbagai urusan Spina di Rosula dari putrinya, dan akan membicarakan segala macam keterampilan berbisnis dengannya. Dia bahkan secara pribadi mengajarinya cara menggunakan senjata atau menugaskan orang lain untuk mengajarinya, bahkan membawanya ke beberapa pertemuan negosiasi, seolah melatihnya menjadi penerus Spina di Rosula. Tapi di sisi lain, dia tidak pernah mengungkapkan sepatah kata pun tentang penyebab kematian ibunya ataupun perasaannya dengan Navia. Ada suatu masa saat Navia bahkan tidak yakin apakah dia punya hubungan dekat dengan ayahnya atau tidak. Seiring berjalannya waktu, Navia mengambil kesimpulan kalau ayahnya memperlakukannya begitu untuk melindunginya. Dia membiarkannya banyak belajar dan menimba kebijaksanaan dengan harapan dia bisa jadi mandiri dan mampu menghadapi tantangan hidup yang berat. Dan alasan dia tidak pernah membicarakan tekanan dan kesedihannya, atau bahkan kematian Clementine, mungkin karena dia tidak ingin putrinya bersedih atau merasa bersalah. Jadi meskipun dia sangat merindukan istrinya, dia tetap diam dan tidak pernah mencurahkannya kepada putrinya. Sedangkan alasan dia menolak gelar kehormatan, mungkin karena dia merasa Spina di Rosula lebih sering berhubungan dengan penduduk biasa, dan gelar seperti "Duke Callas" hanya akan membangun tembok antara mereka, dan mengakibatkan hilangnya kepercayaan orang kepada Spina di Rosula. Namun semua ini hanyalah asumsi Navia. Dan inilah kontradiksi pada Navia. Dia adalah gadis yang pemberani, terus terang dan apa adanya di luar urusan bisnis, tapi dia tidak pernah mengonfirmasi semua asumsi ini dengan ayahnya. "Apa semua keputusan yang Papa ambil demi melindungiku? Papa mempercayaiku, tapi apa Papa meremehkan kemampuanku untuk mengatasi perasaan ini?" Kata-kata ini tak pernah diucapkannya kepada ayahnya. Lagi pula mereka masih punya banyak waktu. Dan bukankah lebih bagus menunggu sampai ayahnya yang keras kepala itu membuka hatinya, atau tunggu sampai dia sendiri sudah lebih dewasa untuk membahas segalanya? Tapi waktu lah yang memberinya jawaban dan mengajarinya hal yang tidak bisa diajarkan ayahnya. Begitulah hidup. Terkadang ada hal yang tidak bisa disiapkan sebelumnya dan hanya bisa dipelajari saat sudah terjadi, seperti saat Melus meninggalkan Navia dan dia harus mengurus semua catatannya sendiri. Semua orang bisa membuat kesalahan pada awalnya, tapi tidak perlu khawatir. Navia pelajar yang cepat. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Kisah Karakter 5 | Fontaine adalah Bangsa Hydro, karena itu ada banyak sekali cerita yang berhubungan dengan air seperti hujan yang berasal dari air mata Naga Hydro, dan Danau Terestrial Besar yang membendung perasaan manusia .... Cerita pertama digunakan sebagai syair untuk anak-anak, dan yang kedua adalah cerita yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Tapi seiring berkembangnya "ramalan", orang-orang mulai mempercayainya untuk mendapatkan ketenangan batin. Seiring berlanjutnya pembangunan kembali Fontaine setelah dilanda bencana, Navia menyadari semakin banyak orang yang suka datang untuk berdiam di tepi air, terutama di sekitar Poisson. Setelah mengambil alih Spina di Rosula, Navia hampir tidak pernah beristirahat. Tapi suatu hari saat dia berjalan di tepi air, dia melihat sekilas pantulan dirinya dan tiba-tiba diliputi keinginan untuk berhenti dan memandangi kolam seperti yang dia lakukan di masa kecilnya. Navia berlutut dan mengambil air dengan tangannya, lalu memandanginya perlahan mengalir keluar dari celah-celah jarinya, sampai akhirnya hanya tersisa sedikit di telapak tangannya. Dia tidak merasakan apa pun dari air ini selain teringat pada noda darah yang tersapu air hujan dan pakaian yang tertinggal setelah air surut. Dia adalah seseorang yang bisa melihat sisi positif dari segala sesuatu dan jarang menangis karena tidak ingin menularkan kesedihannya kepada teman-temannya. Tapi air mata yang dibendungnya selama bertahun-tahun akhirnya tumpah. Angin meniup kering air matanya dan mencegahnya jatuh ke dalam air, tapi Navia yakin kesedihan ini akan selalu menyertainya, tak peduli seberapa banyak waktu yang berlalu. Air matanya hanyalah tetesan air, sama seperti semua air yang ada di dunia ini, akan menguap, mengembun, dan akhirnya kembali sebagai hujan untuk bertemu lagi dengannya di setiap musim hujan yang akan datang. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Waktu yang Tepat | Saat Navia tidak perlu lagi berjinjit untuk menyentuh bagian atas rak, Callas memberinya sebuah buku catatan. Isi buku ini tidak memiliki tanggal, format, ataupun tanda baca di beberapa kalimatnya, sebuah buku yang ditulis oleh ibunya, Clementine. Awalnya Navia terkejut, tapi hatinya lambat laun menjadi sedih semakin jauh dia membacanya. Catatan pendek ini dimulai dengan menceritakan saat Clementine dan Callas mengunjungi Fountain of Lucine bersama. Sepertinya sejak memutuskan untuk memiliki anak, ibunya sering membayangkan sosok Navia. Dia membayangkan rambut anaknya saat melihat bunga matahari berwarna emas, dan kilau matanya di air danau yang jernih. Dia menuliskan semua berkat dan harapannya: Semoga anak kita hanya memiliki sifat-sifat mulia, menjalani banyak petualangan, mencicipi segala hidangan lezat yang ada di dunia ini, dan didatangi segala jenis kebahagiaan. Ini bukan pertama kalinya Navia membaca catatan yang ditinggalkan ibunya, tapi catatan yang ini membuatnya merasa paling bahagia sekaligus paling marah. Kenapa ayahnya baru memberikan catatan ini sekarang?! Tapi kemarahannya tidak berlangsung lama. Tidak butuh waktu lama baginya untuk selesai membaca catatan tipis ini, dan di bagian akhir, tertulis sebuah kalimat singkat. "Walaupun aku sudah menulis banyak tentang anak kita, tapi pada akhirnya ini semua hanyalah harapanku sendiri." Mungkin karena mereka memiliki hubungan darah, tapi entah kenapa Navia langsung mengerti maksud di balik kata-katanya. Ibunya tidak ingin harapannya menjadi beban bagi anaknya yang sedang tumbuh, karena itulah ayahnya baru memberikan buku ini setelah dia tumbuh menjadi seorang gadis yang sudah memilih jalan hidupnya sendiri. Hari itu, Navia tidak keluar dari kamarnya seharian, sesuatu yang jarang dilakukannya, seperti setuju dengan falsafah ayahnya kali ini. Mungkin ibunya berencana memberikan catatan ini kepadanya setelah dia dewasa ... di waktu yang tepat. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Vision | Di sebuah pesta ulang tahun beberapa tahun lalu, Navia mengeluarkan papan permainan favoritnya. Mungkin karena hari itu juga adalah hari kedewasaannya, tapi banyak sekali yang ikut bermain. Di suasana meriah ini, selain Navia yang berulang tahun, semua orang mencoba memutar otak untuk memerankan karakter yang sama sekali berbeda dengan diri mereka. Melus, yang selalu bisa diandalkan, berperan sebagai klien yang sembrono. Dia mengundang semua orang (atau lebih tepatnya menyiksa mereka) untuk memecahkan kutukan kuno yang menghantui keluarganya. Sonny, yang selalu anggun dalam tutur kata dan tindakannya, berperan sebagai pencuri kelas teri yang suka mengumpat, dan bahkan melakukan pengorbanan besar dengan melepaskan mantel pucat yang selalu dikenakannya. Silver, si pendatang baru di Spina di Rosula yang pemalu, pun diseret ikut memerankan penyihir kuat nan misterius saat kebetulan lewat. Tapi yang paling hebat adalah Clorinde, yang biasanya selalu memegang peran game master, memilih untuk "bekerja sama" dengan petualang terkenal "Demoiselle" sebagai dokter yang tembakannya selalu meleset. Setidaknya harus ada satu penyembuh, balasnya. Oleh karena itu, peran game master jadi kosong, dan hanya Callas yang bisa menggantikan posisi ini. Dia terpaksa meletakkan soda di tangannya dan meninggalkan kursi penonton (bangku), dan duduk di tengah kerumunan pemain (sofa). Navia sangat puas dengan permulaan ini. Tapi permainannya dimulai dengan kurang mulus. Diawali dengan seorang klien asing yang mendobrak masuk pintu rumah Demoiselle selama perayaan pesta ulang tahunnya, langsung jatuh tersungkur di atas kue tiga tingkat, nyaris mati sesak, dan hampir mengakhiri kutukan keluarga yang telah berlangsung ribuan tahun lamanya dengan tangannya sendiri, semua dalam waktu lima menit. Demoiselle bergegas meminta dokter yang baik hati untuk menyelamatkan sang pemuda. Setelah bertanya apakah menyelamatkannya berarti membantu musuh, sang dokter pun melempar dadunya. Tanpa mengubah ekspresi wajahnya, game master menjalankan tugasnya dengan suara rendah: "Pemuda yang datang di tengah hujan itu basah kuyup, kedua tangannya gemetaran." "Dia mencoba yang terbaik untuk membersihkan krim dari wajah dan badannya, walaupun masih ada noda yang terlewatkan." "Terima kasih orang-orang baik, terima kasih sudah setuju membantuku melawan kutukan jahat ini!" Mereka lumayan beruntung di tengah-tengah permainan. Untuk menyelesaikan masalahnya, seseorang harus mencari tahu sampai ke akarnya. Berdasarkan hipotesis dari penyihir, nenek moyang dari si pemberi misi pasti membuat perjanjian dengan iblis karena suatu alasan tertentu. "Ah, andai saja aku bisa melihat lebih jauh lagi, kita pasti sudah tahu alasannya ...." kata sang penyihir tersebut. "Dia menandatangani kontrak dengan bunga tinggi tanpa memedulikan keturunannya, bukan?" Si pencuri itu buka suara. "Baiklah, bisakah kita mencuri dokumen itu dan menghancurkannya?" Demoiselle bertanya. Game master yang belum punya banyak pengalaman itu akan segera menyesali perbuatannya, dikarenakan keberuntungan si pencuri yang memang sukar dipercaya. "Demoiselle memang benar-benar cerdik, dan pencuri itu juga sama cerdiknya." "Tidak ada yang menyangka bahwa kontrak itu akan jatuh ke tangan mereka dengan mudah, namun kata-kata yang tertulis di dalamnya hampir tidak dapat dipahami ...." Akhirnya juga tidak begitu bahagia. Berkat kerja keras dan kebaikan (dan dengan tergesa-gesa) dari game master, Demoiselle akhirnya bisa membawa keseluruhan grupnya, melawan sang iblis. Pertarungan itu memang sengit seperti biasa, diawali dengan sang penyihir yang kehilangan kewarasannya, dokter yang tidak bisa menembak dengan tepat sekali pun. Tapi di saat semua orang hampir menyerah, petualang Demoiselle muncul. Menggunakan jurusnya dan bergerak ke sebelah iblis tersebut, menahan serangannya, dan memberikan perintah kepada sang dokter, seraya pertarungan sengit masih berlangsung: "Tembak saja aku!" Sang dokter mengocok dadunya sebelum game master mampu berkata-kata. Callas menghitung dadunya dalam hati, sebelum menarik napas panjang. "Peluru tersebut menembus titik lemah sang iblis, dan raksasa itu jatuh ke kedalaman tak berujung." "Dia kembali ke kegelapan, dan kembali tertidur, membawa kutukan itu bersamanya." "Bersorak-sorailah, bagi keberanian dari petualang dan dukungan rekan seperjuangannya!" Mungkin terbawa suasana dari emosi sang Ketua, namun memang mereka semua ikut bersorak-sorai. Di tengah hiruk-pikuk tersebut, hanya Callas yang mulai memilah berbagai benda yang digunakan untuk bermain, dan dia tertegun. Dia mengambil permata kuning keemasan dari dalam kotak dadu tersebut. "Navia ... kurasa ini milikmu." Banyak orang yang ada di sana, tapi Vision tersebut memang kepunyaan Navia, berkat pemikirannya yang hebat itulah pedang Geo dapat membelah kue ulang tahunnya menjadi dua ... bersamaan dengan mejanya juga. Malam harinya, ketika pesta dan kegembiraannya sudah mereda, Navia berbaring di tempat tidurnya, tidak dapat mengingat apa yang dia pikirkan ketika dia mendapatkan Vision. Apakah pikirannya terpaku pada kemenangan akhir, yang diperoleh hanya setelah mengalami banyak perjuangan dan kesulitan? Atau apakah dia berharap ulang tahunnya selanjutnya akan dihabiskan dengan dikelilingi oleh teman-temannya seperti ini? Jika memang yang terjadi adalah dugaannya yang pertama, maka sepertinya secara tidak langsung menunjukkan bahwa akhir yang bahagia harus didahului oleh banyak kesengsaraan ... jadi lebih baik dugaan yang kedua yang terjadi. Itulah yang ada di pikirannya sebelum akhirnya dia tertidur lelap, dengan memeluk Vision miliknya. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
966 responses to “Navia”
people should really complain for that fkn passive which increases atk, and add every element, at least dendro
if we play her with emilie and another geo, she automatically loses a 20%, retardshittoyo
si que sacaron a un personaje de geo muy roto
no lol, como me encanta cuando a las balas le dan por esparcirse y mandan pal piso todo el daño que hace
Actual skill issue.
nah she just sucks sometimes
A shitty workman blames his tools
not when the tools are actually faulty
this isn’t even an issue I have, because I don’t own the ‘tool’
it’s something I’ve seen the mains of said ‘tool’ talk about a lot
but yeah sure it’s never the character it’s always the player, because that cope totally worked for dehya defenders surely
i guess i’ll have to wait for this summer at least for her rerun,… :'(
Upside, plenty of time to gather the materials and save wishes