Table of Content |
Stats |
Skills |
Skill Ascension |
Related Items |
Gallery |
Sounds |
Quotes |
Stories |
Stats
Lv | HP | Atk | Def | CritRate% | CritDMG% | Bonus CritDMG% | Materials | Total Materials |
1 | 1001 | 25.88 | 62.4 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
20 | 2597 | 67.14 | 161.87 | 5.0% | 50.0% | 0% | 1 3 3 20000 | 1 3 3 20000 |
20+ | 3455 | 89.33 | 215.38 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
40 | 5170 | 133.66 | 322.27 | 5.0% | 50.0% | 0% | 3 2 10 15 40000 | 1 13 18 60000 3 2 |
40+ | 5779 | 149.43 | 360.29 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ||
50 | 6649 | 171.92 | 414.52 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | 6 4 20 12 60000 | 1 33 18 120K 9 6 12 |
50+ | 7462 | 192.94 | 465.21 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | ||
60 | 8341 | 215.67 | 520.0 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | 3 8 30 18 80000 | 1 63 18 200K 9 14 30 3 |
60+ | 8951 | 231.43 | 558.02 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | ||
70 | 9838 | 254.36 | 613.31 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | 6 12 45 12 100K | 1 108 18 300K 9 26 30 9 12 |
70+ | 10448 | 270.13 | 651.32 | 5.0% | 50.0% | 28.8% | ||
80 | 11345 | 293.32 | 707.24 | 5.0% | 50.0% | 28.8% | 6 20 60 24 120K | 1 168 18 420K 9 46 30 9 36 6 |
80+ | 11954 | 309.09 | 745.25 | 5.0% | 50.0% | 38.4% | ||
90 | 12858 | 332.46 | 801.6 | 5.0% | 50.0% | 38.4% |
Skills
Active Skils
Normal Attack: Nightsun Style | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Melancarkan hingga 3 serangan berturut-turut. Setelah serangan putaran mengayun di udara melalui Elemental Skill "Canopy Hunter: Riding High", akan melancarkan satu kali Normal Attack di udara sebelum mendarat di tanah. Mengonsumsi sejumlah Stamina untuk berputar dan melemparkan Claymore-nya terhadap musuh. Menerjang dari udara untuk menghantam tanah, menyerang musuh di jalur terjangan dan mengakibatkan DMG Area saat mendarat. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Canopy Hunter: Riding High | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Berbekal pengalamannya dalam berburu, Kinich dapat bergerak atau menyerang musuhnya dengan cepat. Jika ada musuh atau objek yang bisa diserang di sekitar, akan mengaitkan pengait ke tubuh target, dan memasuki status Nightsoul dengan biaya 0 poin Nightsoul. Jika tidak ada apa pun, akan menembakkan pengait ke arah depan dan mengayunkannya di udara, membuat CD Skill berkurang 60%. Saat ditahan, akan membidik untuk menentukan arah lemparan pengait. Status Nightsoul's Blessing Kinich berlangsung 10 detik, dan akan menghasilkan 2 poin Nightsoul setiap detiknya. Dalam status Nightsoul's Blessing, Kinich akan mengaitkan pengait ke musuh di sisinya, dan akan melancarkan berbagai pola serangan: ·Saat melancarkan Normal Attack: dengan arah pergerakannya saat ini sebagai landasannya, Kinich akan melakukan Loop Shot dengan target pengait sebagai pusat serangannya, mengakibatkan ·Saat nilai Nightsoul mencapai batas maksimumnya, akan bisa melancarkan Elemental Skill "Scalespiker Cannon": Mengonsumsi seluruh poin Nightsoul dan mengakibatkan Dalam status Nightsoul's Blessing, setelah musuh terkait atau setelah Scalespiker Cannon dilancarkan, akan membentuk sebuah Blind Spot di sisi musuh. Saat Kinich memasuki Blind Spot, 4 poin Nightsoul akan dipulihkan dan Blind Spot akan hilang. Jika kaitan terputus karena melebihi jarak atau alasan lainnya, Normal Attack yang dilancarkan akan kembali membentuk hubungan yang baru dengan musuh di sekitar dan akan melancarkan Loop Shot. "Semua kan ada harganya. Aku sarankan kamu tawar dengan harga yang cocok deh ... Hah? Cicilan? Tidak terima cicilan, bos." | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Hail to the Almighty Dragonlord | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Melepaskan kekuatan Yang Mulia Raja Naga Ajaw (secara terbatas, bersyarat, tertentu, sesuai kontrak, sebagian, sementara) dan mengakibatkan Saat dilancarkan, jika Kinich sedang berada dalam status Nightsoul's Blessing, durasi Nightsoul's Blessing kali ini diperpanjang 1,7 detik. "Benar sekali! Yang ada di hadapan kalian sekarang adalah Yang Mulia Raja Naga, K'uhul Ajaw! Majulah, berlutut, dan cium kakiku!" | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Passive Skills
Swift Envoy | |
Saat ada area dengan Phlogiston Mechanic di Natlan, berinteraksi dengan item tertentu yang bisa dikumpulkan, akan meningkatkan 15% Movement SPD Karakter sendiri yang berada di dalam party selama 10 detik. Selain ini, akan menunjukkan posisi |
Night Realm's Gift: Repaid in Full | |
Saat Kinich sedang melayang setelah mengayun di udara melalui Saat berada di lokasi yang memiliki Phlogiston Mechanic di Natlan, bisa melancarkan Nightsoul Transmission: Kinich. Saat Karakter aktif sedang berlari atau sedang bergerak yang dikarenakan oleh Talenta tertentu, atau saat berada di udara, dan mengganti Karakter menjadi Kinich akan melakukan tindakan berikut berdasarkan syarat yang dipenuhi: ·Saat menghadap ke Coilgrass Sigil yang bisa berinteraksi, akan melemparkan pengait ke arahnya dan bergerak; ·Saat ada musuh di sekitar diri sendiri dan berada dalam kondisi bertempur: Melancarkan Canopy Hunter: Riding High ke arah musuh ini untuk bergerak; Jika tidak, Kinich akan melemparkan pengait dan mengayun di udara. Kinich akan menjadikan Coilgrass Sigil yang memenuhi syarat untuk menjadi prioritas target kaitannya. Nightsoul Transmission party sendiri dapat terpicu sekali setiap 10 detik. Saat berinteraksi dengan Coilgrass Sigil dan item lain yang bisa berinteraksi dengan Yumkasaurus, "Canopy Hunter: Riding High" akan diganti menjadi "Yumkasaurus Mimesis" yang membuat interaksi terhadap item-item jenis tersebut mengikuti peraturan yang berlaku terhadap Yumkasaurus, dan tidak akan membuat Canopy Hunter: Riding High memasuki CD. |
The Price of Desolation | |
Saat Kinich berada dalam status Nightsoul's Blessing, Elemental Skill Kinich yang mengenai musuh akan membuat musuh tersebut terkena status Desolation: Saat musuh ini terkena DMG dari reaksi Burning atau Burgeon, akan memulihkan 7 poin Nightsoul bagi Kinich. Maksimum pemulihan Nightsoul yang bisa diperoleh dengan cara ini adalah sekali setiap 0,8 detik. Status Desolation berlangsung hingga status Nightsoul's Blessing Kinich kali ini berakhir. |
Flame Spirit Pact | |
Setelah anggota party di sekitar memicu status Nightsoul Burst, Kinich akan mendapatkan 1 lapis Hunter's Experience yang berlangsung 15 detik, maksimum 2 lapis. Saat Kinich melancarkan Scalespiker Cannon dari |
Constellations
Parrot's Beak | |
Setelah Kinich mendarat melalui ayunan di udara Selain itu, CRIT DMG Scalespiker Cannon meningkat 100%. |
Tiger Beetle's Palm | |
Saat Elemental Skill Kinich mengenai musuh, akan membuat Selain itu, radius serangan Scalespiker Cannon pertama yang ditembakkan Kinich setelah memasuki Nightsoul's Blessing akan meningkat, dan DMG-nya juga meningkat 100%. |
Protosuchian's Claw | |
Meningkatkan 3 level Maksimum: Lv. 15. |
Hummingbird's Feather | |
Saat dalam status Nightsoul's Blessing, setelah Kinich melancarkan Loop Shot atau setelah melancarkan Scalespiker Cannon, akan memulihkan 5 poin Energy baginya. Pemulihan Energy dengan cara ini dapat dilakukan maksimum sekali setiap 2,8 detik. Selain itu, DMG |
Howler Monkey's Tail | |
Meningkatkan 3 level Maksimum: Lv. 15. |
Auspicious Beast's Shape | |
Setelah Scalespiker Cannon mengenai musuh, akan melambung satu kali di antara musuh dan mengakibatkan Jika Scalespiker Cannon kali ini memicu efek penguatan pada meriam dari Talenta Pasif "Flame Spirit Pact" atau Konstelasi "Tiger Beetle's Palm", maka seluruh serangan dari lambungan yang dihasilkan akan mendapatkan efek penguatan yang disebutkan di atas. |
Skill Ascension
Gallery
Sounds
Title | EN | CN | JP | KR |
Party Switch | ||||
Party Switch when teammate is under 30% HP | ||||
Party Switch under 30% HP | ||||
Opening Chest | ||||
Normal Attack | ||||
Medium Attack | ||||
Heavy Attack | ||||
Taking Damage (Low) | ||||
Taking Damage (High) | ||||
Battle Skill #1 | ||||
Battle Skill #3 | ||||
Skill #3 wearing Red Dead of Night | ||||
loc_combat_sound_1000500 | ||||
Sprinting Starts | ||||
Jumping | ||||
Climbing | ||||
Heavy Breathing (Climbing) | ||||
Open World Gliding (Start) | ||||
Open World Idle | ||||
Fainting | ||||
Idle Performance |
Quotes
Audio Language:
Title | VoiceOver |
Halo | |
Mengobrol: Ajaw | |
Mengobrol: Harga | |
Mengobrol: Alokasi | |
Setelah Hujan | |
Ketika Petir Menyambar | |
Ketika Matahari Bersinar | |
Ketika Angin Bertiup | |
Ketika Angin Berembus | |
Di Padang Pasir | |
Selamat Pagi | |
Selamat Siang | |
Selamat Malam | |
Selamat Tidur | |
Tentang Kinich: Perihal Disukai | |
Tentang Kinich: Pemburu Saurian | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kita: Misi | |
Tentang Kita: Teman | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Tentang Vision | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Berbagi Cerita | |
Kisah Menarik | |
Tentang Mavuika | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Mualani | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kachina | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Chasca | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Xilonen | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Iansan | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Citlali | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Ifa | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Kinich: I | |
Mengenal Kinich: II | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Mengenal Kinich: III | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Kinich: IV | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Mengenal Kinich: V | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Hobi Kinich | |
Kekhawatiran Kinich | |
Makanan Favorit | |
Makanan yang Tidak Disukai | |
Menerima Hadiah: I | |
Menerima Hadiah: II | |
Menerima Hadiah: III | |
Ulang Tahun | |
Perasaan Tentang Ascension: Permulaan | * Terbuka saat Ascension tahap 1 |
Perasaan Tentang Ascension: Persiapan | * Terbuka saat Ascension tahap 2 |
Perasaan Tentang Ascension: Klimaks | * Terbuka saat Ascension tahap 4 |
Perasaan Tentang Ascension: Konklusi | * Terbuka saat Ascension tahap 6 |
Elemental Skill: I | |
Elemental Skill: II | |
Elemental Skill: III | |
Elemental Skill: IV | |
Elemental Skill: V | |
Elemental Skill: VI | |
Elemental Burst: I | |
Elemental Burst: II | |
Elemental Burst: III | |
Elemental Burst: IV | |
Elemental Burst: V | |
Elemental Burst: VI | |
Elemental Burst: VII | |
Elemental Burst: VIII | |
Membuka Peti Harta: I | |
Membuka Peti Harta: II | |
Membuka Peti Harta: III | |
Membuka Wind Glider: I | |
HP Rendah: I | |
HP Rendah: II | |
HP Rendah: III | |
HP Rekan Rendah: I | |
HP Rekan Rendah: II | |
Gugur: I | |
Gugur: II | |
Gugur: III | |
Menerima Serangan Hebat: I | |
Menerima Serangan Hebat: II | |
Bergabung ke Party: I | |
Bergabung ke Party: II | |
Bergabung ke Party: III |
Stories
Title | Text |
Info Karakter | Natlan adalah bangsa tempat manusia dan Saurian hidup berdampingan selama bertahun-tahun. Hubungan ini umumnya bersahabat, manusia dan Saurian menjalin ikatan sebagai rekan yang teramat dekat. Tapi bukan berarti semua Saurian mendekati manusia dengan niatan baik. Sampai sekarang pun, masih banyak korban jiwa yang jatuh akibat serangan Saurian. Itulah kenapa sosok pemburu Saurian yang paham secara mendalam tentang kelemahan bangsa Saurian ada di Natlan. Kinich adalah salah satunya, dan dia termasuk yang paling berprestasi. Usianya masih muda dan dia belum pernah dilatih oleh seorang ahli, namun hidup selama bertahun-tahun di alam liar memberinya bekal pengalaman menaklukkan binatang buas dan Saurian tidak bersahabat, yang dia temui dalam kesehariannya. Bakat alaminya sebagai pemburu tercermin dari kebiasaannya bersikap tenang, gamblang, dan efisien. Pandangannya ketika mengintai mangsa tajam laksana golok tukang jagal. Tidak seperti pemburu Saurian lainnya, Kinich tidak terpaku pada satu bidang. Kabar yang beredar mengatakan kalau dia bersedia melakukan apa pun asal diberi imbalan yang setimpal. Karena itulah banyak orang suku menjauhi dirinya, tentunya selain karena sifatnya yang amat sangat realistis dan perhitungan. Siapa pun yang hendak meminta bantuan, tua, muda, kaya, miskin, bahkan yang sedang dalam kesulitan pun akan diberi tahu soal ongkos jasanya di muka, dan angkanya selalu setimpal (menurut hitungannya). Prinsipnya adalah, ada harga untuk segala sesuatu, dan hal ini tidak bisa diubah. Kadang perilakunya menimbulkan kebingungan, namun Kinich tidak pernah merasa perlu untuk menjelaskan maksudnya. Jika diminta penjelasan, dia akan memberikan. Namun sebelumnya, Kinich akan menyodorkan telapak tangannya yang terbuka seraya berkata: "Berani bayar berapa?" |
Kisah Karakter 1 | Kinich tinggal bersama keluarganya hingga usia tujuh tahun. Ayahnya adalah kurir yang jadwalnya kerja sehari libur tiga hari, punya hobi menyetorkan upah hariannya yang tak seberapa ke meja judi, dengan niat memenangkan jumlah beberapa kali lipat dari yang dipertaruhkan. Kalau menang, Kinich dapat hadiah sekotak permen mahal, sementara istrinya dapat bunga-bunga cantik yang dia petik sendiri. Kalau kalah, dia akan pinjam uang untuk mabuk-mabukan, sekalian menutupi kondisinya yang gagal mendapat penghasilan barang sepeser pun. Ibu Kinich tidak tertipu, dan kedua orang tuanya selalu bertengkar di depan si anak kecil yang terdiam dalam gendongan ibunya. Ada kalanya ayahnya mengaku salah, lalu bersumpah untuk berhenti berjudi. Tapi ada pula kalanya perang rumah tangga pecah bersamaan dengan perabotan makan dan peralatan dapur. Perang ini akan selalu dimenangkan ayahnya yang bertenaga lebih besar, sementara ibu yang kalah akan pergi ke kebun sayur di halaman belakang dalam diam. Wanita yang kuat ini tidak pandai bertarung, namun sangat ahli dalam bercocok tanam. Suatu berkah, mengingat ada tiga mulut yang harus diberi makan di rumah itu. Beberapa waktu kemudian rumah keluarga Kinich disita karena ayahnya kalah judi, dan mereka sekeluarga terpaksa pindah ke kaki gunung yang jauh dari kampung suku. Hikmahnya, tanah di tempat baru lebih luas. Di sinilah Kinich belajar menanam Grainfruit, memintal tali dari serat rami, mengulen mi tebal dari tepung tapioka, serta membuat perangkap untuk berburu babi hutan. Jeleknya, tidak ada tetangga yang dapat menengahi atau membela ketika Kinich kecil dan ibunya dipukuli oleh ayahnya yang mabuk. Suatu malam, ibu Kinich tiba-tiba pergi, meninggalkan putranya yang masih sangat muda diam-diam karena takut suaminya akan mengejarnya sampai ke pelosok dunia. Kinich sudah lupa apakah ibunya sempat mengucapkan selamat tinggal pada dirinya atau tidak. Yang dia ingat hanyalah mewarisi keseharian ibunya, yakni pekerjaan rumah, berkebun, membuat perlengkapan berburu, dan menjadi sasaran pukulan ayahnya. Semakin usia Kinich bertambah, semakin banyak pula cara yang dia temukan untuk melarikan diri dari semua itu. Tubuhnya tumbuh dengan kuat dan tegap, semakin gesit setiap harinya. Setiap kali dia lari keluar rumah, suara angin akan menenggelamkan teriakan murka ayahnya, memberinya kebebasan walau hanya sesaat. Takdir pun jatuh kasihan padanya, sebab tak lama setelahnya kebebasan itu menjadi permanen. Ketika ulang tahunnya yang ketujuh, dia menanyakan kepada ayahnya perihal keberadaan ibunya, untuk pertama kali. Tidak ada kata-kata yang keluar untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ayahnya yang mabuk parah mengejarnya dengan tekad menghajarnya hingga babak belur. Namun kebiasaan minum-minum selama bertahun-tahun telah menjadikan tubuh ayahnya jauh lebih lemah. Ketika pengejaran berlanjut sampai ke tepi tebing curam, ayahnya terpeleset dan terjatuh. Saat Kinich tersadar, orang yang hidup bersamanya selama sekian tahun telah terbaring di dasar jurang, tak bergerak layaknya babi hutan yang terperangkap. Dan orang itu tak akan pernah bangun lagi. Kinich termenung, pandangannya terbutakan, lalu sesaat kemudian dia tersadar oleh rasa masam yang menghentak keluar dari perutnya. Kedua mata dipejamkannya, dia mengerutkan hidung dan mengambil napas dalam-dalam, mengernyitkan wajahnya sedemikian rupa agar tidak menitikkan air mata. Setelah entah berapa lama dalam keadaan seperti itu, dia mengambil tali kait milik ayahnya dan menyeret jenazah kembali ke rumah. Ayahnya tidak pernah mengajarinya cara menggunakan kait, tapi dia belajar sendiri secara diam-diam meniru gerakan ayahnya. Dahan demi dahan dilalui dengan diiringi gemeresik angin. Pada ulang tahunnya yang ketujuh, gunung-gunung tinggi memberinya hadiah kebebasan. Tapi ketika kertas pembungkusnya disobek, yang ada di dalamnya hanyalah rasa kesepian. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 2 |
Kisah Karakter 2 | Setelah kedua orang tuanya pergi, Kinich melanjutkan hidupnya di kaki gunung. Dia hidup dengan bercocok tanam, menenun kain, berburu, pergi ke pasar suku untuk menukar buruannya dengan barang kebutuhan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, pemuda yang pendiam ini meninggalkan kesan yang mendalam di mata para tetua suku. Ada yang khawatir anak ini hidup sulit lalu kemudian menawarkan bantuan, tapi ditolak dengan gelengan kepala. Kinich kecil belajar bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya makan siang gratis, dan dia yakin bahwa pertolongan yang datang terlambat dan diberikan cuma-cuma jauh lebih mencurigakan daripada yang harganya tertera sedari awal. Mungkin itu cuma umpan, seperti yang ia taruh dalam perangkap ketika berburu. Harga yang harus dibayarnya hanya akan terlihat di kemudian hari. Maka dari itu, dia sengaja menjaga jarak dari suku. Setiap kali dia berkunjung, dia hanya akan bertransaksi, lalu segera pergi lagi. Tetua Leik yang bertugas mendidik anak muda melihat semuanya ini. Dirinya pernah menghubungi kedua orang tua Kinich perihal pendidikan anak itu di suku Tirai Daun, dan dia juga merupakan satu dari sedikit orang yang mengetahui keadaan keluarga Kinich. Dia mengusulkan transaksi khusus dengan anak itu acap kali dia berkunjung ke pasar suku. Dia ingin Kinich menghadiri kelas di suku, karena setiap anak berusia tujuh dan delapan tahu wajib bersekolah. Biayanya tidak perlu dibayar tunai, Kinich hanya tinggal bertugas sebagai kurir untuk Tetua Leik, mengerjakan tugas-tugas serabutan dan mengirimkan pemberitahuan ke anak-anak lain di sekolah. Kinich menolak. Dia terlalu muda untuk memahami pelajaran di sekolah, dan dia bisa memburu tujuh atau delapan ekor babi hutan di waktu yang digunakan untuk bekerja sebagai kurir ... ini tidak setimpal. Tetua Leik bingung, karena memang sebetulnya pelajaran di sekolah itu diberikan secara cuma-cuma, dan dia menyarankan pekerjaan sebagai kurir hanya agar Kinich mau membuka diri kepadanya. Tapi Tetua Leik tidak menyerah, dia menghabiskan waktu satu bulan untuk menjelaskan tentang sekolah ke Kinich, sambil terus menyesuaikan biayanya. Akhirnya kesepakatan tercapai. Kinich akan masuk kelas setiap kali dia datang ke pasar, dan sebagai gantinya ia akan bertindak sebagai pembawa pesan si Tetua ketika senggang. Pertukaran ini memuaskan kedua belah pihak ... meski ternyata Kinich hanya perlu bersekolah satu hari saja untuk dapat lulus ujian akhirnya. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Kisah Karakter 3 | Tetua Leik yang mengajar ketika Kinich datang ke sekolah sesuai kesepakatan. Sang tetua yang pada hari ini bertindak sebagai Pak Guru berdiri di tengah lingkaran siswa yang duduk mengelilinginya, lalu mempersilakan Kinich duduk di bangku kosong. Kinich duduk di sisi terluar lingkaran, anak-anak lain melihat ke arahnya dengan mata penuh rasa ingin tahu. Suku Tirai Daun terbiasa hidup sederhana, tapi di antara mereka pun pakaian Kinich tergolong lusuh. Telanjang kaki, ikat kepala yang menempel di kepalanya penuh noda abu, baju berbahan linen yang jahitannya kasar, dan sarung kulit binatang di pinggang menjadikannya terlihat seperti anak liar dari antah berantah. "Kenapa kamu enggak pakai sepatu?", tanya seorang gadis kecil. "Soalnya dia monyet kotor yang rumahnya di hutan rimba", kata seorang anak laki berpenampilan sok dan teman-temannya. Tetua Leik langsung terbatuk menyela anak-anak didiknya, lalu memberi tahu kalau pelajaran akan segera dimulai. "Anak-anak, hari ini kita akan membahas tentang para pahlawan suku dan sepak terjang mereka. Ada yang tahu siapa saja nama-namanya?" "'Malipo' Burkina!", "Yupanqui yang Hebat!" ... anak-anak pun balapan menyebutkan nama-nama pahlawan suku mereka. "Betul, betul semua. Kita mengenang jasa dan nama para pahlawan bukan hanya semata-mata karena kehebatannya, tapi juga untuk memperingati sifatnya yang rela berkorban bagi suku dan bangsa." Kinich, yang duduk di belakang, mengacungkan tangan. "Kenapa mereka rela berkorban?" "Tidak ada alasan. Pahlawan memang sosok yang pada dasarnya punya sifat rela berkorban", demikian jawaban dari Pak Guru. "Terus sifat ini ... berapa harganya?", tanya Kinich. "Sifat mulia tidak bisa diperjualbelikan dan tidak dapat ditaksir nilai tukarnya. Karena sifat itu sendiri sudah merupakan anugerah, hadiah dari langit untuk manusia." "Hadiah?" Kinich masih ragu. "Hadiah macam apa? Pamor? Uang?" "Semuanya. Tapi intinya bukan di situ. Sifat kebajikan adalah akar dari karakter manusia yang mulia. Dan kemuliaan itulah yang menjadikan seseorang layak disebut pahlawan." Pak Guru menutup bukunya dan memandang Kinich dengan saksama. Anak itu masih belum mengerti penjelasan barusan, dia sedang memikirkan masa lalunya sampai saat ini. Gunung bilang babi hutan adalah makhluk hidup paling mulia, karena hewan itu dapat mengisi perutnya yang keroncongan. Yang kedua termulia adalah air, karena tanpanya manusia akan mati kehausan. Tapi keduanya bukan sesuatu yang diwariskan kepadanya ketika lahir, dan itulah kenapa keduanya menjadi sangat bernilai. Ketika dia menyerahkan salah satu, maka dia akan menuntut sesuatu yang setimpal sebagai gantinya. Uang adalah sesuatu yang dia rasa paling "setimpal", karena uang dapat ditukarkan lagi dengan sesuatu yang lain. Setelah berpikir, dia berkata kepada Tetua Leik, "Kalau suatu hari nanti aku jadi pahlawan, aku ingin hadiahnya diberikan dalam bentuk Mora." Anak-anak lain seketika tertawa, dan si anak laki-laki yang sok tadi tertawa paling keras. "Monyet kecil egois, sana pulang ke hutan! Main sama pohon dan semak saja kau!" Anak-anak lain di kelompoknya belum puas mengatai Kinich seperti itu. Mereka berdiri, lalu mendorong Kinich keluar dari sekolah. Tetua Leik berusaha menghentikan, namun Kinich menggunakan kerusuhan itu untuk pergi dari sana. Dia merasa tidak perlu untuk berlama-lama di sana, karena benaknya sudah menyadari— Bahwa sesungguhnya bocah-bocah berisik yang sekolah di situ ... memang masih bocah. Ketika mereka berkumpul untuk memuja-muja para pahlawan, masing-masing membayangkan dirinya ada bersama sang pahlawan, berbagi kemuliaan dengannya. Tapi hal yang bersifat semu seperti itu tidak akan mengajari mereka bagaimana cara mengisi perut. Sepulang sekolah, mereka semua akan pulang ke rumah, kembali dan minta makan pada ibunya masing-masing tanpa terkecuali. Kinich bisa saja memberi mereka pelajaran saat itu juga, misalnya dengan cara menghantam beberapa dari mereka sampai tidak bisa bangun dari ranjang selama setengah bulan. Biar mereka tahu, sosok "pahlawan" yang mereka puja-puja itu jauh sekali dari kenyataan hidup saat ini. Tapi apa gunanya? Untuk apa kasih pelajaran hidup "gratis"? Tapi kelas ini bukan berarti tidak ada faedahnya untuk Kinich. Setidaknya dia menemukan jawaban. Dia sudah tahu kelak akan jadi apa setelah tumbuh dewasa. Ya, dia ingin jadi pahlawan ... supaya gampang cari duit. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Kisah Karakter 4 | Pahlawan harus kuat, itu mutlak. Tak lama setelah lulus dari sekolah, dia kembali ke tempat Tetua Leik untuk minta petunjuk bagaimana caranya agar bisa jadi lebih kuat. Agar Tetua Leik terbujuk dan setuju membantunya, Kinich kecil membawa semua kepunyaannya yang ada di rumah, berharap nilainya setimpal dengan hal yang dia inginkan. Tali kait dan peralatan membuat perangkap, biji jarak yang baru dipanen, dua gentong tepung tapioka, sekantung benih Grainfruit, daging babi hutan yang baru disembelih, dan sejumlah kecil Mora. Tetua Leik melihatnya lalu tertawa. Dia menolak "bayaran" yang ditawarkan Kinich, dengan satu syarat: Kinich harus mempelajari dan memahami apa arti kepahlawanan yang sejati. Sejujurnya, sang tetua sudah sejak dulu mengawasi Kinich, karena di matanya anak itu memiliki sifat-sifat yang ada dalam diri para pahlawan zaman kuno. Tapi dia juga merasa bahwa Kinich harus dibimbing, dididik, dan diarahkan. Karena bila anak itu tersesat, dia bisa jadi penjahat yang lebih merusak daripada penjahat pada umumnya. Dengan demikian, terbentuklah sebuah kesepakatan baru. Kinich akan tinggal bersama Tetua Leik di gunung dan hutan untuk jangka panjang. Sambil mengajari si pemuda tentang sejarah Natlan dan para pahlawan dari semua suku, dia juga mengenalkan banyak orang-orang aneh. Pembuat panah yang menciptakan anak panah khusus, dukun yang ahli meracik racun Saurian, pemburu tua yang jago sekali menggunakan tali kait, seorang ahli melarikan diri dan menghindar dari keadaan genting .... Kinich pantang menolak siapa pun yang datang. Dia mempelajari semua yang bisa dipelajari dari pagi hingga petang, tapi dia masih belum puas. Saat tiba harinya untuk beristirahat, dia akan pulang ke gunung dan berlatih bela diri. Tanpa seorang Master yang melatih ilmunya, dia belajar bertarung dengan cara meniru pergerakan hewan liar yang biasa diburunya. Ada yang gesit, cerdik, dan ada pula yang gahar. Dia menyerap semua kelebihan mereka dan menggabungkannya ke dalam ilmu bela diri yang unik, miliknya seorang. Semakin bertambah kemampuannya, semakin sering pula Tetua Leik mengarahkan Kinich untuk mengerjakan tugas-tugas di sukunya, mulai dari menjadi kurir. Kinich terbukti mahir sekali dalam bidang ini, bahkan melebihi kemampuan orang dewasa. Pekerjaan yang biasa selesai dalam waktu tertentu, bisa Kinich selesaikan dua kali lebih cepat. Dengan kemampuan seperti itu, tentunya semakin banyak orang yang datang kepadanya, yakni mereka yang rela membayar mahal untuk menugaskan pekerjaan berbahaya seperti membunuh Saurian yang mengamuk. Tetua Leik mengira Kinich akan datang meminta petunjuk setelah menerima tawaran seperti itu, tapi ternyata tidak. Anak muda yang usianya masih belia, namun kemampuannya setara dengan veteran yang sudah berkecimpung di bidangnya selama lebih dari sepuluh tahun. Selalu bisa menilai keuntungan dan kerugian setiap misi yang ditugaskan kepadanya, selalu bisa membuka harga yang paling setimpal untuk pekerjaannya. Dan ketika ada ketidakjujuran di balik permintaan-permintaan itu, Kinich akan langsung menimbang biayanya di dalam hati dan menyesuaikan harganya, tanpa peduli tawarannya ditolak atau tidak oleh pihak pemohon. Kelakuan seperti ini tentunya menuai kritik dari banyak pihak, dan ada orang-orang berkedudukan tinggi di suku yang merasa Kinich tidak menjalankan tugasnya-tugasnya sepenuh hati. Tapi anak muda ini menolak menjelaskan alasan di balik perilakunya. Dia hanya akan membuka harga yang menurutnya setimpal untuk setiap pekerjaan yang ditimpakan ke atas bahunya. Bahkan Tetua Trinidad, yang bertugas mengurus perihal upacara dan ritual, sempat merasa tidak suka. Dia berniat memanggil anak itu untuk ditanyai. Tapi Tetua Leik mencegahnya. "Sudah, sudah, kenapa harus ribut-ribut. Anak itu sadar diri dan tahu apa yang dia lakukan kok." "Omong kosong! Suku Tirai Daun tidak akan pernah mengakui orang seperti itu sebagai pahlawan!" "Nah, di situlah kamu keliru, temanku. Dia memang bukan orang suku Tirai Daun. Dia adalah anak yang dibesarkan oleh pegunungan, dan soal akan jadi pahlawan seperti apa dirinya ... hanya dia sendirilah yang berhak menentukan." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Kisah Karakter 5 | Sepintas memang aneh ketika melihat Kinich, yang pada dasarnya punya sifat penyendiri, selalu diikuti oleh "K'uhul Ajaw", nama yang berarti "Tuan Maha Agung", ke mana pun dia pergi. Menurut penelitian Asosiasi Relik Saurian, Ajaw adalah peninggalan dari zaman naga kuno beberapa ribu tahun yang lampau. Wujud aslinya disegel dalam gelang berlambang misterius, dan rupa yang digunakannya saat ini hanyalah proyeksi Phlogiston belaka. Peneliti asosiasi percaya bahwa Ajaw sangat bernilai untuk diteliti, mengingat usia dan tingkat kecerdasannya yang tinggi. Mereka berkali-kali mencoba membeli Ajaw, dan berani membayar mahal sekali untuknya. Namun, Kinich tahu bahwa Ajaw memang terlalu pintar, tapi juga punya sifat yang luar biasa menjijikkan. Dia adalah ancaman, bukan objek penelitian. Kinich selalu menolak semua tawaran tanpa berpikir dua kali. Ajaw adalah pribadi yang berbahaya, sangat berbahaya. Sombong, arogan, licik, suka mengacau, dan berhati hitam pekat. Ya, jika "barang peninggalan zaman kuno" ini dia serahkan ke asosiasi, maka keberadaan organisasi itu sendiri yang akan terancam. Tapi sebetulnya, ada alasan yang lebih sederhana tentang kenapa Kinich selalu menolak menyerahkan Ajaw. Yakni, karena keduanya telah menandatangani kontrak yang tak boleh dilanggar. Semuanya kembali ke reruntuhan zaman naga kuno yang dikatakan menyembunyikan "harta karun zaman naga". Reruntuhan itu muncul ke permukaan setelah gempa, dan langsung menarik perhatian semua pihak yang berkepentingan. Tapi semua pihak itu akhirnya memilih untuk bersikap bijaksana, setelah beberapa regu survei hilang di sana. Ketika itu, Kinich sudah jadi pemburu Saurian yang ternama, dan dia diajak bergabung ke salah satu regu survei. Setelah masuk, mereka mendapati tempat itu penuh dengan monster dan mekanisme yang lebih mengerikan dari semua kabar burung yang beredar. Ada yang mati, ada yang luka, ada pula yang berhasil mundur, hingga hanya menyisakan Kinich seorang diri yang berhasil masuk ke bagian paling dalam dari reruntuhan tersebut. Di tempat itulah dia bertemu dengan K'uhul Ajaw, makhluk hidup zaman kuno yang dikurung di sana. Kinich segera merasakan hawa jahat yang meleber keluar dari nada suara lawannya, tapi juga menyadari manfaat kekuatannya. Ajaw sendiri punya rencana. Setelah dikurung di tempat sialan itu begitu lama, dia menjadi sangat rindu melihat pemandangan matahari yang bersinar di langit biru. Beberapa hari dihabiskan untuk saling mencobai, kadang bersahabat, kadang bermusuhan, perbincangan di antara keduanya selalu penuh intrik dan muslihat .... Setelah melalui semuanya itu, masing-masing merasa telah cukup mengenal siapa lawannya. Kontrak pun akhirnya ditandatangani. Makhluk hidup misterius yang menyebut dirinya "K'uhul Ajaw" pun sejak saat itu selalu mematuhi perintah Kinich, juga meminjamkan sebagian dari kekuatannya sesuai kontrak, yang bersifat sementara, terbatas, bersyarat, dan sesuai ketentuan. Sebagai gantinya, Kinich akan membawa Ajaw melihat dunia luar, dan setelah dia wafat kelak, tubuhnya akan menjadi wadah tempat jiwa Ajaw bersemayam. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
"Perbukitan Jangkrik nan Sunyi" | Kinich membaca banyak sekali buku dan gulungan tenun koleksi Tetua Leik waktu belajar di rumahnya. Ada beberapa yang hanya dibaca selewat, tapi ada juga yang di bolak-balik dia baca habis sampai berkali-kali. Tapi dari semuanya itu, tidak ada yang melebihi "Perbukitan Jangkrik nan Sunyi", yang sampai dia rekomendasikan ke Tetua Leik. Setelah membacanya, sang tetua berkomentar bahwa prosanya kasar, narasinya datar, dan alurnya kurang imajinasi. Tapi lebih dari semuanya itu, kekurangan utamanya adalah karena buku itu masih belum selesai. Kinich kaget untuk sesaat, tapi tidak mengubah kesukaannya pada buku tersebut ... karena penulisnya adalah ibu kandungnya sendiri. Kisahnya menceritakan tentang sejenis jangkrik yang hidup di bawah tanah, yang hanya naik ke permukaan sekali seumur hidup untuk berkembang biak dan mati setelahnya. Demikianlah kehidupan mereka berlangsung dari generasi ke generasi, sampai pada suatu hari, ada gempa besar yang mengguncang perut bumi. Suhu tanah naik, dan bangsa jangkrik mati bergelimpangan. Yang masih tersisa memutuskan untuk menggali lebih dalam dan bersembunyi, kecuali si tokoh utama, juara jangkrik yang memilih untuk memanjat ke permukaan. Dia ingin melihat apa yang terjadi, sekaligus mencari cara mengatasi musibah yang menimpa kaumnya. Tapi setibanya di atas, dia menyaksikan pemandangan gunung-gunung yang dulunya hijau, telah berubah gersang akibat perang antara manusia dan monster. Tanaman layu, tanah kering kerontang, abu dan asap menghalangi sinar sang surya. Udara di langit penuh Phlogiston, racun bagi kaum jangkrik. Tanah inilah yang di kemudian hari akan dikenal dengan nama Mare Jivari. Sang juara jangkrik melihat semuanya. Dia lalu jatuh ke tanah, hatinya penuh dendam dan dengki. Nyala api jiwanya semakin redup, dan sebelum ajal menjemput, dia mengerahkan segenap tenaga untuk melahirkan sebutir telur kristal yang retak .... Ceritanya berakhir sampai di sini. Tidak ada yang tahu apakah telur itu akan menetas menjadi jangkrik kecil atau tidak. Inilah alasan utama Tetua Leik menilai bukunya dengan sangat rendah. Tetapi sebaliknya, justru keadaan itulah yang membuat Kinich begitu menyukainya. Karena suatu hari nanti, mungkin dia sendirilah yang akan menyaksikan akhir dari kisah tersebut. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Vision | Setelah mendapatkan Marga Kuno, Kinich tidak semerta-merta berjanji akan mengikuti teladan para pahlawan pendahulunya yang rela berkorban bagi hajat hidup orang banyak. Dia mengikuti Perang Penjaga Malam dalam diam, melemparkan dirinya ke rahang maut yang menganga menyambut kedatangannya tanpa ragu. Pertempuran yang begitu sengit, kekuatan Abyss memperbarui diri, lebih jahat, lebih keji, yakni meminjam wujud orang-orang terkasih untuk menyergap para pejuang. Dihadapkan dengan wajah-wajah yang begitu lekat di mata dan di hatinya, para pejuang mulai merasakan keraguan. Hanya sesaat, namun lebih dari cukup untuk membuat mereka kehilangan nyawa. Kinich pun mengalami pergumulan yang sama, karena yang muncul di hadapannya adalah ibunya, masih dalam rupa dan wujud yang terpatri dalam ingatannya. Pernah terbesit dalam benaknya, bahwa jika suatu hari nanti dia dipertemukan kembali dengan sang ibu, maka pertanyaan pertama yang akan dia lontarkan adalah bagaimana akhir cerita "Perbukitan Jangkrik nan Sunyi". Tapi ketika itu, insting pemburunya terbukti lebih gesit daripada pikirannya. Begitu Abyss yang mencuri wujud ibunya membuka tangan untuk memeluk, pedang Kinich langsung menancap menembus jantungnya. Dia pun lanjut menebas semua "muka lama" yang muncul setelahnya dengan kejam, namun tidak dengan darah dingin. Karena setiap tebasan pedangnya menorehkan luka yang mendalam di hatinya. Dia paham bawah hanya kemenangan yang dapat membawa rekan-rekan seperjuangannya kembali ke dunia orang hidup, dan setiap dari mereka yang telah berkorban nyawa semakin meneguhkan bilah pedangnya. Monster-monster terus menyerang bak tulah belalang yang kelaparan, para pejuang terpojok setelah beberapa dari mereka gugur saat serangan mendadak sebelumnya. Satu per satu gugur, hingga akhirnya hanya Kinich seorang yang masih berdiri. Pandangannya terhalang darah, monster-monster tidak memberinya ruang gerak. Dia merasa bahwa inilah akhirnya. Dia mendengar Ajaw berbicara, dengan suara yang begitu gagah dan khidmat: "Kinich, kekuatanku pun telah mencapai batasnya ...." "Tapi aku bersumpah, demi nama K'uhul Ajaw ... bahwa setelah ragamu berada dalam kendaliku, dendammu akan dibalaskan!" Kinich tertawa terbahak-bahak mendengarnya, sesuatu yang juga jarang terjadi. Sambil tertawa, pedangnya dia angkat tinggi-tinggi. Beberapa monster yang dengan bodohnya mendekat pun ditebasnya. Tidak ada lagi. Dia sudah kehabisan tenaga, kewaspadaannya sudah di titik terendah. Cakar monster mengoyak punggungnya hingga menembus dada. Kinich membungkuk sempoyongan. Darah segar menyembur keluar dari lukanya. Dia melihat ke bawah, tapi kakinya masih bertahan, siap membasmi monster lain yang menghadang jalannya. Tetesan merah membentuk jejak darah di belakangnya ... mengikuti langkah-langkah terakhir kehidupannya. Tidak sanggup lagi, Kinich akhirnya jatuh berlutut. Dia telah mencapai garis akhir. Kinich, pejuang terakhir Perang Penjaga Malam, telah gugur. Ajaw menutup mata, mengheningkan cipta sesaat untuk menghormati rekan yang gugur ... dan dikejutkan oleh pemandangan yang menyambutnya ketika membuka mata. Sosok Kinich yang sudah jatuh bangkit kembali. Tangannya yang tadinya pucat karena kehilangan banyak darah kembali menggenggam pedangnya erat. "Kinich" maju, melesat ke kegelapan Abyss. Kilatan pedangnya terlihat terus menebas, tanpa henti, tanpa lelah. Ajaw akhirnya pulih dari keterkejutannya. Dia melihat sesuatu ... AH! Permata berwarna hijau terang menyala, menggantung tepat di tempat dadanya seharusnya berlubang. Entah sejak kapan. Dari permata itu mengalir hawa kehidupan yang sangat kuat, mendorong Kinich yang sudah kehilangan kesadarannya untuk bangkit dan melawan, mengubahnya menjadi binatang buas yang bergerak mengandalkan insting, menebas semua monster hingga tidak tersisa .... .... Ketika membuka mata, Kinich sudah ada di Stadion Api Keramat. Gita Kebangkitan berkumandang, seluruh orang yang ada di dalam stadion menyanyikannya dengan nyaring. Dia menoleh dan melihat rekan-rekannya, bangkit kembali satu per satu, bermandikan suara gita. "Kita ... menang? Tapi ... siapa ...." gumam Kinich. Tangannya menggenggam dadanya, dia masih ingat jelas kejadian ketika dia gugur dalam kepungan monster. Tentunya ada suatu kekuatan, suatu kuasa yang mengintervensi, sehingga mereka menang dan dapat dibangkitkan oleh kekuatan Gita. "Berhenti mengoceh! Kekuatan? Kekuatan nenek moyangmu! KAMU yang menang, KAMU yang menyelamatkan mereka semua! KAMU ... belalang kecil yang sinting, mata duitan, tapi beruntung!" Ajaw, yang terbaring kelelahan di lantai, berteriak kesal sambil melempar batu ke arahnya. "HAH! Bahkan kekuatanku yang maha hebat ini saja belum cukup untukmu, ya! Dan kamu bahkan berhasil mendapat Vision ... KAPAN, KAPAN TUBUH SIALAN ITU AKAN JADI MILIKKU?!" .... Malam pertama di kehidupannya yang baru, Kinich berbaring di ranjang, jari-jarinya mengelus Vision barunya. Pemandangan sekelebat berlalu di benaknya. Gemuruh sorak-sorai orang banyak, tepuk tangan yang begitu meriah, Gita Kebangkitan yang menyala terang .... Dia lalu sadar, bahwa ternyata dirinya saat ini sudah melenceng dari cita-cita awalnya. Dia ingin menjadi pahlawan agar punya banyak uang, tapi sekarang, dia bertarung untuk sesuatu yang jauh lebih penting. Rekan-rekannya, bangsanya, tawa dan kegembiraan semua orang ... Entah sejak kapan, tapi benih-benih perubahan telah lama tertanam di dalam hatinya. "Kita mengenang jasa pahlawan bukan hanya semata-mata karena kehebatannya, tapi juga untuk memperingati sifatnya yang rela berkorban ...." "Kebajikan adalah akar dari karakter manusia yang mulia ... dan kemuliaan itulah yang menjadikan seseorang layak disebut pahlawan." Kinich teringat kembali pelajaran pertama dari Tetua Leik. Dia tidak merasa dirinya mulia, dia juga tidak merasa sudah jadi pahlawan yang rela berkorban. Yang dia tahu hanya, bahwa dirinya sekarang rela membayar harga berapa pun untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
205 responses to “Kinich”
AAAA KISAHNYA TUHH KASIANN TPI AGAK KETAWA KARNA AJAW
I literally love him i want to touch his
🤨🤨🤨🤨🤨🤨🤨
HIS WHAT???? (same)
THATS MY YT USER (i want to touch more than just his)
Okay, lets forget about combat for a second and talk about how amazing Chiori is on his team for exploration.
You can literally become Spiderman using her skill first to auto-swap mid air as Kinich for more range.
Also tried Chiori –> Xiao skill –> Kinich. It doable but feels a bit slower at C0 Xiao