Phantom in Boots

	Name	Phantom in Boots
	Type (Ingame)	Material Talenta Karakter
	Family	Costume
	Rarity
	Item Source (Ingame)	Dapat dibeli di Toko
	Description	Model pakaian Kirara. Seorang pendekar kucing di dalam dongeng yang bertarung untuk membela keadilan, sekaligus seorang gadis cerdik yang mengantarkan harapan. Salam dari gadis pendekar kucing.

Plain Text

Tabs

Table of Content
Responses
Item Story
Obtained From
Used By
Gallery

Responses

Item Story

Obtained From

Used By

Gallery

Responses

Num	Response
1
2
3

Item Story

Berdasarkan peraturan Simulanka, esensi dari semua makhluk hidup harus sesuai dengan wujud yang diciptakan oleh Dewi Takdir.
Dengan kata lain, gaya pemberani Kirara sesuai dengan seorang karakter yang dituliskan di dalam dongeng sang Dewi.
Tapi meski sudah entah berapa kali kamu atau Kirara menjelajahi seluruh Simulanka, namun detail kisah pemberontak ini masih juga belum terdengar.
Kalian yang sudah mulai kebingungan pun mulai bertanya kepada tuan detektif. Kamu tahu kalau dia pernah mendengar suara Dewi dan mengetahui banyak rahasia.

Lalu dari penuturannya, kalian mendapatkan sebuah cerita yang seperti ini ....
Dari seluruh karakter yang ada, kucing termasuk salah satu yang disukai Dewi. Dia bahkan mencoba untuk menciptakan dunia di Simulanka khusus untuk mereka.
Di dalam rencana Dewi, bangsa yang baru ini akan ditinggali oleh penduduk meong dari berbagai ukuran dan berbagai pola bulu.
Di sini, pembagian kebahagiaan akan mengikuti prinsip keseimbangan. Setiap senyuman penduduk pasti akan mengandung kebahagiaan yang pas, tidak lebih dan tidak kurang.
Para meong tidak pernah bersedih. Suasana hati mereka yang paling suram cuma sampai tingkat "tenggorokan gatal nih kayak ada bulu yang tersangkut" saja.
Tapi meski sudah berusaha mengeluarkannya dengan batuk-batuk, bulu itu tetap tersangkut di dalam. Makanya tidak ada emosi negatif yang bisa terbentuk dalam jiwa mereka.
Kebahagiaan itu berlangsung kekal, kesedihan itu tak pernah terlahir. Kedua ujung dari timbangan hati itu tidak setara. Pengaturan seperti ini sama sekali tidak seimbang.
Tapi perhatian Dewi malah teralih oleh dokumen yang lain. Kisah yang menunggu untuk dilanjutkan pun terhenti untuk sementara.
"Karakteristik dasar dari ceritanya adalah mendambakan rasionalitas." Konon katanya, dewi pernah bergumam demikian di kemudian hari.
Saat pergumulan internal tidak bisa diselesaikan, alur cerita pun berkembang secara terbalik, untuk menyelesaikan sendiri masalah rasionalitas yang sedang terjadi.
Seorang pemberontak meong muncul di sudut kertas. Begitu Dewi lengah, dia langsung kabur dari tulisan Dewi yang padat.
Dia mencuri amarah, air mata, dan helaan kesedihan dari halaman kertas yang lain. Lalu membagi-bagikannya dengan bebas di jalanan bangsa meong.
Mulai muncul perubahan pada ekspresi senyum yang sudah standar itu. Jalur takdir yang sudah diatur oleh Dewi sedari awal pun mulai bercabang.
"Kebebasan dan keras kepala adalah gaya yang harus dimiliki oleh meong." Begitulah pernyataan pahlawan wanita yang licik itu.
Dewi tidak merasa kesal karena ciptaannya sudah diganggu. Malah lebih tepatnya, keberatan pemberontak ini malah membuatnya mengambil keputusan:
Biarlah ketidaksempurnaan ini ditinggalkan di atas kertas, bangsa meong mungkin memang selayaknya bebas.

Pantas saja kalian tidak bisa menemukan jejak pemberontak. Karena wujud pemberontak itu tidak pernah meninggalkan kertas, dia hanya eksis di dalam ingatan cetak biru dunia.
Kamu yang sedang berkontemplasi itu melihat mata Kirara yang memancarkan sinar, dia sepertinya suka sekali dengan kisah pemberontak ini.
"Akhirnya aku mengerti, kenapa aku didandan seperti pemberontak!"
"Memangnya bukan karena Kirara itu kucing ya?" Meski itu yang kamu pikirkan, tapi kamu tidak mengucapkannya.
"Pemberontak itu sudah mengembalikan keinginan yang sudah lama hilang dari hati para meong, tugas kurir juga kurang lebih seperti itu!"
"Mengirimkan barang yang paling dibutuhkan pelanggan dengan utuh dan memenuhi harapan mereka."
"Ini adalah esensi pekerjaan seorang kurir, sama dengan pemberontak, kan?"
Selesai berbicara, ekor Kirara pun terjungkit tinggi.
Kamu tersentuh oleh antusiasmenya sebagai seorang kurir. Meski masih tidak yakin apakah peraturan di Simulanka mengizinkan opini seperti ini, tapi kamu tetap menerima usulan persetaraan dari Kirara.
"Iya dong! Kurir itu kan pekerjaan yang luar biasa!"