Kantor Meong (VII)

Kantor Meong (VII)
Kantor Meong (VII)NameKantor Meong (VII)
Type (Ingame)Item Quest
FamilyBook, loc_fam_book_family_1052
RarityRaritystrRaritystrRaritystr
Description"Lari, Pello, lari!" — Bagi Pello yang bertelinga kucing, hanya kalimat inilah yang berbekas di benaknya ....

Item Story

"Cepat lari! Lari!"
Pello seperti angin yang berbalut jubah hitam.
"Cepat lari! Lari!"
Dengan menyusuri tangga spiral, Pello berlari menuju ke pintu keluar Kantor Meong.
Ke mana sepatu sihir kucing itu? Pello tidak tahu. Dia cuma tahu kalau dirinya berlari sama cepatnya dengan kucing, dan jarak pandangnya juga berubah menjadi seperti kucing.
Ke mana pula topeng ajaib kucingnya? Perlahan tapi pasti, jawabannya lahir dari dalam hati Pello.
Sepatu dan topengnya sudah menjadi bagian dari diri Pello. Atau lebih tepatnya, Pello sudah menjadi seekor kucing! Karena tangannya masih memakai sarung tangan putih untuk mengemudikan kereta kuda! Sekarang Pello sudah berubah menjadi seekor kucing hitam-putih.
"Cepat lari! Lari ...!"
Siapa sih yang berbicara?
Pello memiringkan kepalanya, meong tabi yang mengenakan dasi dan meong berbulu panjang dengan gaun sutranya juga ikut berlari dengannya.
"Cepat lari! Cepat lari! Tuan Pello! Tolong kemudikan kereta kuda itu dan antar kami ke pelabuhan!"

Di belakang mereka, para kucing juga sedang melompat-lompat, ada yang merobek pita dekorasi, ada yang menjatuhkan semua salad dan anggur yang ada di atas meja pesta. Semuanya kacau balau, supaya langkah kaki sang tuan menjadi kacau.
"Meong berbulu panjang, kembalilah ...."
Tidak ada yang memedulikan suara erangan sang tuan.
Karena sudah seperti ini, terpaksa dia mengantarkan kedua kucing itu ke pelabuhan. Selain hal ini, tidak ada lagi yang bisa dipikirkan Pello. Lagi pula, otak kucing kan memang kecil, jadi cuma ada satu hal yang bisa dipikirkannya.'
"Tik ... tik ..." Hujan perlahan turun, guntur pun mulai menyambar.
Semuanya gelap, di malam hari sesaat sebelum guntur menyambar, hanya sebuah pintu kecil yang masih terbuka, tidak ada satu orang pun yang menjaganya.
Semua orang harusnya sedang berlindung dari hujan ya.
Sebuah kapal berlabuh di tengah danau yang terbentuk dari pusaran yang tak terhingga jumlahnya. Jika tidak diperhatikan dengan saksama, pasti orang mengira itu adalah bayangan jembatan. Namun Pello yang sudah menjadi kucing tiba-tiba memiliki penglihatan yang luar biasa. Dia langsung melihatnya.
Sambil memegang kado pernikahan yang diberikan oleh meong berlengan tato, meong tabi melompat dari kereta kuda sambil memegang tangan meong berbulu panjang. "Jleb", lalu mereka pun berhasil masuk ke dalam kapal.
"Benar-benar terima kasih, Tuan Pello ....", meong tabi itu membungkuk dengan hormat, sebuah pemandangan yang jarang ditemukan.
"Mumpung sang tuan masih belum mengejar sampai ke sini! Cepatlah kabur!"
Pergilah! Pergilah! Pergi ke kuil kucing itu!
Pergilah! Pergilah! Lewati hari-hari yang bahagia.
Karena terlalu bersemangat melakukan hal besar seperti ini secara diam-diam, air mata mulai membanjiri mata Pello.
Meski Pello sendiri tidak tahu, bagaimana hidupnya kelak sebagai seekor kucing?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TopButton