Kantor Meong (I)

Kantor Meong (I)
Kantor Meong (I)NameKantor Meong (I)
Type (Ingame)Item Quest
FamilyBook, loc_fam_book_family_1052
RarityRaritystrRaritystrRaritystr
DescriptionSuatu hari, Kantor Meong yang misterius mengirimkan undangan ke Pello si penjaga pintu ... Petualangan seperti apakah yang sedang menantinya?

Item Story

Sama seperti sore hari biasanya, Pello menguap panjang, lalu menggosok-gosok matanya. Tiba-tiba dia melihat sepucuk undangan emas yang tergeletak dengan tenang di atas taman bunga.
Amplop kulit undangannya bermandikan cahaya matahari. Kata-kata "Teruntuk: Tuan Pello" lebih bersinar daripada seluruh Mora yang pernah dia lihat.
Mata Pello terbelalak.
Dia itu cuma penjaga pintu rendahan yang membukakan pintu untuk para "tuan" dan "nyonya" yang datang mengunjungi tuan besar. Malah ini pertama kalinya ada orang yang memanggilnya "Tuan Pello".
Siapa sih yang tinggalkan di sini? Waktu dia sama sekali tidak sadar?
Pello kembali mengedipkan matanya, sekali lagi, dan yang untuk ketiga kalinya, dia ingin memastikan kalau itu bukan ilusi layaknya pelangi. Lalu dia pun membuka undangannya ....
"Terima kasih karena Anda sudah menjamu kami dengan makanan nikmat. Anda harus datang. - Dengan hormat, Kantor Meong"
Tulisannya berantakan dan miring, sepertinya ditulis dengan kuas yang kasar, ini malah tidak terlalu cocok dengan sampulnya yang berwarna emas.

Kantor Meong? Memangnya ada kantor yang namanya begitu? Apa mungkin kantor yang didirikan sama para kucing?
Pello sih memang merasa sering memberikan makan untuk kucing jalanan ya.
Asalkan dia mengeluarkan suara "meong", "meong", semua kucing pasti langsung berhamburan ke arahnya. Tapi, kalau tidak ada makanan kucing, kucing-kucing itu pun menjadi waspada, bahkan terhadap Pello.
Begitu pikir Pello, sambil membalikkan undangan itu.
"Mungkin, Anda masih belum tahu di mana lokasi kantornya ....
"Di persimpangan angin utara kedua belas, berjalanlah mengikuti sisik ikan, Anda akan melihat sebaris kereta kuda.
"Setelah sepuluh kali dentangan lonceng, hanya akan tersisa satu kereta kuda saja. Melompatlah ke dalam bayangan gelap di bawah kereta kuda ... Kami akan menunggu di sana ...."
Cara mencatat waktu dan lokasi yang seperti ini, benar-benar deh ... kayak sihir yang tidak masuk akal.
Kerjaan iseng siapa deh ini?
Tapi, tulisan yang salah bejibun begitu, dan perhatian khusus terhadap sisik ikan, memang mirip seperti kucing sih. Kalau kucing benar-benar bisa menulis, dan kalau mereka benar-benar punya kantornya sendiri.
Angin utara ... sisik ikan ... kereta kuda. Oh ya! Kalau berjalan dari sini ke selatan sebanyak dua belas jalan, akan ada kios yang menjual ikan di siang hari. Setiap malam jam 10, bukannya ada kereta kuda pengangkut sampah yang berhenti di sana?
Mengantar tumpukan sampah besar yang dihasilkan selama sehari penuh ke luar kota, sampai jam dua belas, lalu pulang dengan suara "krek krek".
Benar, ini pasti adalah sihir bahasa dari para kucing. Hanya Pello yang begini, dia memahami kucing layaknya memahami kota ini, dia memahami kota ini layaknya memahami kucing, makanya dia bisa mengerti bahasa ini.
Hati Pello berdetak dengan kencang. Ini adalah rahasia yang hanya diketahuinya seorang.
"Waktu ganti sif, cepatlah datang! Aku mau berkencan dengan para kucing."

2 responses to “Kantor Meong (I)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TopButton