Table of Content |
Stats |
Skills |
Skill Ascension |
Related Items |
Gallery |
Sounds |
Quotes |
Stories |
Stats
Lv | HP | Atk | Def | CritRate% | CritDMG% | Bonus EM | Materials | Total Materials |
1 | 906 | 9.87 | 59.41 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
20 | 2349 | 25.6 | 154.11 | 5.0% | 50.0% | 0% | 1 3 3 20000 | 1 3 3 20000 |
20+ | 3126 | 34.06 | 205.05 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
40 | 4677 | 50.96 | 306.82 | 5.0% | 50.0% | 0% | 3 2 10 15 40000 | 1 13 18 60000 3 2 |
40+ | 5229 | 56.98 | 343.02 | 5.0% | 50.0% | 28.8 | ||
50 | 6016 | 65.55 | 394.65 | 5.0% | 50.0% | 28.8 | 6 4 20 12 60000 | 1 33 18 120K 9 6 12 |
50+ | 6752 | 73.57 | 442.91 | 5.0% | 50.0% | 57.6 | ||
60 | 7547 | 82.23 | 495.07 | 5.0% | 50.0% | 57.6 | 3 8 30 18 80000 | 1 63 18 200K 9 14 30 3 |
60+ | 8098 | 88.24 | 531.27 | 5.0% | 50.0% | 57.6 | ||
70 | 8901 | 96.99 | 583.9 | 5.0% | 50.0% | 57.6 | 6 12 45 12 100K | 1 108 18 300K 9 26 30 9 12 |
70+ | 9453 | 103.0 | 620.1 | 5.0% | 50.0% | 86.4 | ||
80 | 10264 | 111.84 | 673.33 | 5.0% | 50.0% | 86.4 | 6 20 60 24 120K | 1 168 18 420K 9 46 30 9 36 6 |
80+ | 10816 | 117.85 | 709.53 | 5.0% | 50.0% | 115.2 | ||
90 | 11634 | 126.76 | 763.17 | 5.0% | 50.0% | 115.2 |
Skills
Active Skils
Normal Attack: Shadow-Stealing Spirit Vessel | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Memanggil upacara rahasia turun-temurun Penguasa Angin Malam, melancarkan hingga 3 serangan yang mengakibatkan Memasuki Mode Membidik dan mengonsumsi sejumlah Stamina setelah melepaskan tombol Tahan untuk mengonsumsi sejumlah Stamina dan melemparkan sebuah Frost Star ke arah bidikan, mengakibatkan Mengumpulkan kekuatan Cryo, menerjang tanah, menyerang musuh di jalur terjangan, dan mengakibatkan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dawnfrost Darkstar | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dengan landasan kontrak warisan ribuan tahun Penguasa Angin Malam, melancarkan Opal Shield dan memanggil "Obsidian Tzitzimitl: Itzpapa", makhluk yang (konon katanya) sangat menakutkan, mengakibatkan Nightsoul-aligned Penyerapan DMG Oval Shield didasarkan pada Elemental Mastery Citlali, dan memiliki 250% pertahanan terhadap Setelah dilancarkan, Citlali akan mendapatkan 24 poin Nightsoul dan memasuki status Nightsoul's Blessing. Saat Itzpapa meninggalkan medan pertempuran, Nightsoul's Blessing Citlali akan berakhir. ·Itzpapa akan mengikuti pergerakan Karakter. ·Saat Citlali memiliki setidaknya 50 poin Nightsoul, Itzpapa akan memasuki status Opal Fire dan akan terus mengonsumsi poin Nightsoul, menghasilkan Frostfall Storm yang akan mengikuti Karakter dan menyerang musuh di dalam radius, mengakibatkan Nightsoul-aligned ·Saat poin Nightsoul habis terpakai, status Opal Fire Itzpapa juga akan berakhir. Biasanya, keinginan yang melambangkan bintang yang berbeda tidak dapat hidup berdampingan. Soalnya, mana mungkin warna hitam yang paling murni dapat memantulkan warna putih yang paling murni? Bagaimanapun juga, Citlali tidak pernah pilih-pilih soal warna, dan begitulah akhirnya kejadiannya. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
茜特菈莉特殊跳跃 | |||||||||||||||||
长按后可以消耗燃素进行更高的二段跳跃,当燃素耗尽时将转为消耗体力进行二段跳跃。 | |||||||||||||||||
|
Edict of Entwined Splendor | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Memanggil "sekutu" yang berasal dari langit berbintang dan tanah luas, menghasilkan badai es untuk menyerang area depan dan mengakibatkan Nightsoul-aligned "Duh, sudah cukup soal 'bintang gelap, bintang opal'nya! Citlalin, Itzpapa, maju!" | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Passive Skills
Songs of Profound Mystery | |
Saat ada area dengan Phlogiston Mechanic di Natlan, memicu Nightsoul Burst akan memulihkan 20 poin Phlogiston. Efek ini tidak aktif dalam Domain, Trounce Domain, atau Spiral Abyss |
Night Realm's Gift: Smoke, Mirrors, and the Flowing Winds | |
Saat ada area dengan Phlogiston Mechanic di Natlan, Citlali bisa melancarkan Nightsoul Transmission: Citlali. Saat Karakter aktif sedang berada di udara dalam ketinggian tertentu dan mengganti Karakter menjadi Citlali: Citlali akan melompat tinggi ke atas dan melayang di udara dengan meminjam kekuatan "White Obsidian Tzitzimitl: Citlalin". Nightsoul Transmission party sendiri dapat terpicu sekali setiap 10 detik. Saat menggunakan Mode Membidik, Citlali akan memasuki status Spiritspeaker. Dalam status ini, Citlali bisa berinteraksi dengan "Nightspirit Graffiti" dan "Nightspirit Sigil" untuk mengambil informasi dan kekuatan dari dalamnya. Peraturan interaksi dengan objek-objek ini sama dengan peraturan interaksi Iktomisaurus. Selain itu, saat menahan tombol Melompat, Citlali akan mengonsumsi 75 poin Stamina untuk melompat tinggi ke atas. Saat ada area dengan Phlogiston Mechanic di Natlan, Citlali akan terlebih dulu mengonsumsi 5 poin Phlogiston untuk melompat ke ketinggian yang lebih tinggi lagi. Saat sedang berada di udara, Citlali bisa menahan Normal Attack dan mengonsumsi Phlogiston atau Stamina untuk memasuki Mode Membidik. Saat melakukan Charged Attack di udara, Citlali akan lebih dulu mengonsumsi 20 poin Phlogiston. |
Mamaloaco's Frigid Rain | |
Selama Itzpapa ada di medan pertempuran, setelah Karakter sekitar dalam party memicu reaksi Frozen atau Melt, |
Itzpapalotl's Star Garments | |
Selama Elemental Skill Selain itu, saat Karakter party di sekitar memicu Nightsoul Burst, Citlali akan memulihkan 4 poin Nightsoul. |
Constellations
Radiant Blades of Centzon Mimixcoah | |
Saat melancarkan Elemental Skill Setelah Karakter sekitar di dalam party memicu reaksi Frozen atau Melt, Citlali akan mendapatkan 3 Stellar Blade tambahan. Efek ini dapat terpicu sekali setiap 8 detik. Saat melancarkan Elemental Skill Selain itu, saat Citlali melompat, atau membidik/melakukan Charged Attack saat di udara, konsumsi Phlogiston akan berkurang 45%. |
Heart Devourer's Travail | |
Elemental Mastery Citlali meningkat 125 poin. Karakter lain yang berada dalam perlindungan Opal Shield, atau diikuti oleh Itzpapa, akan mendapat peningkatan Elemental Mastery sebesar 250 poin. Selain itu, saat melancarkan Elemental Skill Selain itu, efek Talenta Pasif "Mamaloaco's Frigid Rain" mendapatkan peningkatan sebagai berikut: Selama Itzpapa berada di medan pertempuran, setelah Karakter party di sekitar memicu reaksi Frozen atau Melt, |
Cloud Serpent's Feathered Crown | |
Meningkatkan 3 level Elemental Skill Maksimum: Lv. 15. |
Death Defier's Spirit Skull | |
Ketika Elemental Skill |
Nemontemi's Hex | |
Meningkatkan 3 level Elemental Burst Maksimum: Lv. 15. |
Teoiztac's Secret Pact | |
Itzpapa yang dipanggil oleh Elemental Skill Selain itu, saat melancarkan Elemental Skill Maksimal 40 poin yang bisa didapatkan dengan cara ini, dan setiap poin yang didapatkan Citlali akan memberikan Saat Itzpapa meninggalkan medan tempur, atau saat Citlali menggunakan Elemental Skill lagi, semua poin yang dimilikinya akan hilang. |
Skill Ascension
Gallery
Sounds
Title | EN | CN | JP | KR |
Party Switch | ||||
Party Switch when teammate is under 30% HP | ||||
Party Switch under 30% HP | ||||
Opening Chest | ||||
Normal Attack | ||||
Medium Attack | ||||
Heavy Attack | ||||
Taking Damage (Low) | ||||
Taking Damage (High) | ||||
Battle Skill #1 | ||||
loc_combat_sound_1000211 | ||||
Battle Skill #3 | ||||
loc_combat_sound_1000500 | ||||
Sprinting Starts | ||||
Jumping | ||||
loc_combat_sound_1010103 | ||||
Climbing | ||||
Heavy Breathing (Climbing) | ||||
Open World Gliding (Start) | ||||
Open World Idle | ||||
Fainting | ||||
Idle Performance |
Quotes
Audio Language:
Title | VoiceOver |
Halo | |
Berbincang: Novel | |
Berbincang: Minum-minum | |
Berbincang: Melamun | |
Ketika Turun Hujan | |
Setelah Hujan | |
Ketika Turun Salju | |
Di Padang Pasir | |
Selamat Pagi | |
Selamat Siang | |
Selamat Malam | |
Selamat Tidur | |
Tentang Citlali Sendiri: Pendekar Fatamorgana | |
Tentang Citlali Sendiri: Akhir | |
Tentang Kita: Bantuan | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kita: Kecanggungan | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Tentang Vision .... | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Berbagi Cerita | |
Kisah Menarik | |
Tentang Ororon | |
Tentang Mualani | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Xilonen | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Mavuika | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kamisato Ayaka | |
Tentang Kinich | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Iansan | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Citlali: I | |
Mengenal Citlali: II | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Mengenal Citlali: III | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Citlali: IV | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Mengenal Citlali: V | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Hobi Citlali | |
Kekhawatiran Citlali | |
Makanan Favorit | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Makanan yang Tidak Disukai | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Menerima Hadiah: I | |
Menerima Hadiah: II | |
Menerima Hadiah: III | |
Ulang Tahun | |
Perasaan Tentang Ascension: Permulaan | * Terbuka saat Ascension tahap 1 |
Perasaan Tentang Ascension: Persiapan | * Terbuka saat Ascension tahap 2 |
Perasaan Tentang Ascension: Klimaks | * Terbuka saat Ascension tahap 4 |
Perasaan Tentang Ascension: Konklusi | * Terbuka saat Ascension tahap 6 |
Elemental Skill: I | |
Elemental Skill: II | |
Elemental Skill: III | |
Elemental Skill: IV | |
Elemental Skill: V | |
Elemental Skill: VI | |
Elemental Burst: I | |
Elemental Burst: II | |
Elemental Burst: III | |
Membuka Peti Harta: I | |
Membuka Peti Harta: II | |
Membuka Peti Harta: III | |
HP Rendah: I | |
HP Rendah: II | |
HP Rendah: III | |
HP Rekan Rendah: I | |
HP Rekan Rendah: II | |
Gugur: I | |
Gugur: II | |
Gugur: III | |
Menerima Serangan Hebat: I | |
Menerima Serangan Hebat: II | |
Bergabung ke Party: I | |
Bergabung ke Party: II | |
Bergabung ke Party: III |
Stories
Title | Text |
Info Karakter | "Shaman" adalah istilah untuk praktisi ilmu sihir yang berasal dari Penguasa Angin Malam. Mereka adalah sosok yang bijaksana dan kuat, yang mampu menggunakan ilmu gaib. Di mata orang Natlan, mengunjungi Shaman adalah pilihan tepat ketika perlu pengobatan, atau menafsirkan ramalan. Shaman bisa merangkap sebagai tabib atau ahli nujum, perannya tak tergantikan dalam kehidupan sehari-hari, dan juga dalam urusan yang lebih penting. Intinya, posisi ini sangat dihormati. Tapi di atas Shaman masih ada "Shaman Agung", yang kekuatannya jauh melebihi rekan-rekan seprofesinya. Gelar ini hanya disematkan bagi mereka yang telah mencapai puncak penguasaan ilmu gaib, dan hanya ada segelintir saja yang berhasil sampai ke tahap ini sepanjang sejarah Natlan. Perbuatan dan jasa mereka dikenang seperti bintang yang bersinar terang di langit malam, menambahkan legenda baru lagi ke dalam profesi yang sudah misterius dari sananya. Citlali adalah salah satunya, sekaligus satu-satunya yang hidup di Natlan masa kini. Tapi kebalikan dari cerita tadi, dia tidak mau mengurusi hal sehari-hari. Tidak juga mengurusi hal "besar" dan "penting", bahkan nyaris tidak pernah ikut serta dalam upacara kesukuan. Bagi orang luar yang datang meminta bantuan, perjalanannya lebih sulit daripada mengarungi ngarai dan lembah yang menghiasi dataran Natlan. "Cari Nenek Itztli? Wah, mending jangan deh! Kalau memang harus, harus banget ke sana ... siap-siap. Dan jangan melibatkan aku ya". Demikianlah jawaban yang biasa diberikan warga Penguasa Angin Malam ke orang-orang, seakan-akan sosok "Citlali" adalah monster mengerikan yang luar biasa kuat dan ganas. "Shaman Agung? Hahaha ... tidak ada pilihan lain ya? Ck, Yang Mulia Raja Naga ini tidak punya waktu untuk meladeni bocah kemarin sore macam kau! Tapi karena sudah tanya baik-baik, silakan. Sebut saja namaku waktu sampai ke rumahnya. Dia pasti menanggapi dengan baik", ucap makhluk aneh yang mengaku diri sebagai Raja Naga, seakan-akan Citlali cuma seorang biasa yang gampang diurus. "Butuh bantuan nenek? Kamu datang ke tempat yang tepat. Dia serba tahu! Segala tahu. Tahu rumahnya tidak? Ah, sudah, biar aku antar saja! Oh iya, kalau sudah sampai nanti kamu ketuk terus ya, jangan menyerah. Nenek orangnya pemalu, jadi kitanya yang harus aktif". Jawaban seperti inilah yang biasa diberikan pemandu kelas atas dari suku Warga Mata Air, seakan-akan Citlali cuma seorang gadis muda yang pemalu. "Perlu bantuan Citlali? Bijaksana. Bantuannyalah yang melancarkan keberhasilan banyak urusan penting di Natlan. Aku yakin dia pasti bisa menyelesaikan urusanmu juga". Demikianlah jawaban dari pemimpin tertinggi, penjaga Api Keramat, seakan-akan Citlali adalah sosok bijaksana, yang dituakan, dan mudah didekati. Setelah demikian banyak pertanyaan dan jawaban, semua yang perlu pertolongannya akan jadi kebingungan. Tidak ada pilihan selain melupakan apa pun itu yang memerlukan campur tangan sang Shaman. |
Kisah Karakter 1 | Rumah Citlali terletak cukup jauh dari kampung suku. Tersembunyi di pegunungan, cocok sebagai kediaman seorang yang suka menyendiri. Tapi tidak seperti rumah "penyendiri" lain yang biasa menyatu dengan alam, rumahnya terlihat sangat mencolok ... ya, sedemikian mencolok sampai tidak mungkin terlewatkan dari pandangan. Alasannya jelas, grafiti yang memenuhi tembok luarnya. Mencolok, warna-warni, mengundang. Seperti sengaja dibuat untuk mengganggu ketenangan orang. Supaya paham, kita harus pelajari dulu tentang sebuah tradisi di kalangan Shaman Penguasa Angin Malam. Mereka biasa mencari sesamanya yang kuat, lalu "mengarahkan" situasi agar salah satu muridnya berhadapan dengan Shaman kuat, lalu dengan memanfaatkan tekanan dari sosok kuat itu mendorong muridnya agar berkembang. Mungkin karena hubungan kekeluargaan antara guru dan murid inilah, mereka harus mengandalkan sosok "paman" atau "bibi" yang "sangar" untuk menguji mental dan ketahanan murid, mengalahkan naluri alamiah mereka sebagai "orang tua" yang ingin melindungi "anaknya". Dulu, seorang Shaman Agung bernama Huitzilin memilih Citlali sebagai "objek penderita" untuk menguji muridnya. Caranya? Dengan menyuruh muridnya menggambar grafiti yang menantang di tembok luar rumah Citlali, sebuah tantangan terbuka yang tentunya tidak bisa diabaikan oleh si empunya rumah. Citlali menjalankan peran sebagai pelecut generasi muda dengan sangat baik. Tidak ada satu pun anak muda hasil didikan Shaman hebat yang berlagak, merasa hebat, dan merasa penting itu tahan menghadapi dirinya lebih dari sekali. Semuanya pulang dengan ego terbanting, harga diri hancur lebur, dan rasa hormat yang semakin tinggi pada posisi Shaman. Setelah Huitzilin wafat, murid-muridnya, bahkan murid dari muridnya, meneruskan tradisi menjadikan Citlali sebagai objek tantangan, dengan dalih amanat dari guru besar mereka sebelum berpulang. Kebiasaan ini agak melenceng dari tradisi, tapi kebanyakan warga Penguasa Angin Malam tidak terkejut. Huitzilin adalah Shaman Agung yang kemampuannya setara Citlali, dan dia mengagumi serta memahami kekuatan Citlali lebih dari siapa pun. Bagi Huitzilin, hanya orang yang berani menantang Citlali saja yang layak meneruskan ilmunya. Dan memang tantangan ini selalu membuahkan hasil. Yang berani menghadapi Citlali akan mencetak pencapaian luar biasa, baik sebagai figur utama dalam masyarakat suku, atau dalam pengetahuannya akan ilmu gaib. Seiring berjalannya waktu, menantang Citlali via grafiti pun menjadi tradisi. Tradisi yang menjadi sumber duka bagi penerus aliran Huitzilin. Begitu menjadi murid, mereka sudah harus siap dipelonco dan diratakan oleh Citlali. Akhirnya, syarat Huitzilin diubah, yakni tidak perlu menang. Cukup bertahan cukup lama saja menghadapi Citlali. Setelah itu, banyak kisah-kisah gila yang beredar tentang Nenek Itztli, yang bermula dari pengalaman para penantang yang habis dihajar oleh dirinya. Setiap ada penantang yang gagal, Citlali menghapus grafiti buatan mereka dengan ilmunya. Tahun demi tahun berlalu, grafiti yang menghiasi dinding rumahnya silih berganti. Citlali yang awalnya kesal pun lambat laun menjadi tidak peduli. Dengan kekuatan dan kedudukan yang dipegangnya, dia bisa saja mengakhiri kebiasaan menyebalkan ini untuk selamanya. Tapi tidak, dia membiarkannya terus terjadi. Alasannya? Mungkin karena Citlali memanfaatkan kegagalan para penantang untuk meningkatkan reputasinya sendiri. Ada pula yang yakin bahwa Shaman penyendiri ini masih ingin punya andil untuk mendidik generasi penerus, meski hanya sedikit saja .... Mungkin hanya Citlali seorang yang tahu alasan sebenarnya. Bahwa tantangan anak-anak muda ini mengingatkannya pada masa ketika dia sendiri bertarung dengan rival tuanya. Selama grafiti-grafiti tetap muncul silih berganti di temboknya, maka dia bisa merasa bahwa hari-hari itu tidak pernah berlalu. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 2 |
Kisah Karakter 2 | Kalau tanya apa hobi Citlali, maka yang kenal, yang takut, dan yang cuma dengar gosip pun tahu jawabannya: novel ringan. Hampir semua pertemuan dengan sang Shaman melibatkan dirinya yang sedang tenggelam membaca novel ringan. Tapi kalau ditanya yang mana yang paling disukai, yah ... bahkan orang yang paling kenal dirinya pun akan sulit menjawab. Ada yang merasa bahwa jawabannya adalah "Pendekar Fatamorgana", novel ringan yang paling sering dibahasnya, mungkin yang pertama dibacanya. Katanya, karya klasik ini penulisnya sampai tiga kali ganti, tapi tidak pernah selesai. Banyak pembaca-pembaca pertamanya sudah wafat, menyisakan Citlali seorang yang masih hidup dan setia menunggu kelanjutannya bahkan setelah dua abad. Buku ini tentu punya arti khusus bagi seseorang seusia Citlali, maka kemungkinan besar buku ini adalah favoritnya. Ada juga yang bilang dia suka "Legenda Pedang", yang terkenal bahkan sampai ke Natlan. Waktu dibahas, Citlali biasanya kesal ... bukan karena ceritanya, tapi karena dia masih dendam ketika Natlan tidak diikutsertakan ketika ada acara pembagian tanda tangan penulisnya. Lalu ada pula yang memperdebatkan soal "Shogun Mahakuasa: Terlahir Kembali Sebagai Raiden Dengan Kekuatan Tak Terbatas" dan "Ayo dong Kitsune Guuji, Kamu Cantik deh". Ada yang yakin bahwa dia suka judul pertama, karena pernah terjadi ketika dia sadar buku "reinkarnasi Raiden" yang dia punya bukan edisi pertama, dia marah besar sampai penjual bukunya ketakutan. Yang yakin bahwa dia suka judul kedua biasa mengutip cerita ketika Citlali meluluhlantakkan sekelompok penantang yang tiba-tiba muncul dan menghilangkan kesempatan dirinya mendapatkan edisi terbitan khusus "Kitsune Guuji". Citlali sendiri tidak pernah menjawabnya langsung, sehingga jawabannya masih tidak diketahui sampai hari ini. Namun ada orang kepo yang tidak takut mati, yang mengaku pernah melihat kompartemen rahasia di rak bukunya, yang dilindungi oleh beberapa lapis segel mantra. Pastinya buku yang ada di dalamnya adalah favoritnya. Citlali langsung menyimpulkan kalau si orang kepo ini adalah maling yang pernah masuk ke rumahnya. Setelah melacak keberadaan si penyusup dan menghajarnya dengan saksama, dia diserahkan ke para penjaga suku. Setelah itu, mantra pelindung yang melingkupi rumahnya pun ditambah lagi satu lapisan. Tapi dia tidak pernah menyangkal pernyataan si maling. Karena memang betul ada kompartemen rahasia di rak bukunya. Buku yang ada di dalam bukan yang sedang laris manis, bukan juga edisi koleksi terbatas. Tapi justru sebuah novel ringan yang tidak populer, jarang diketahui orang bahkan di Inazuma sana: "Sejarah Baru Enam Kitsune". Jadi apakah buku itu novel ringan kesukaan Citlali? Entahlah. Mungkin saja, alasannya menyimpan buku itu di sana berkaitan dengan kalimat pertama yang dia baca ketika membuka halaman pertamanya. "Kisah yang berkaitan dengan ingatan selalu berhubungan dengan ketika kita mendapatkan dan kehilangan sesuatu di saat yang bersamaan." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Kisah Karakter 3 | Acap kali teman-teman Citlali ingin merayakan ulang tahunnya, semua selalu bertanya-tanya ... berapa sebenarnya umur Citlali? Kalau dari penampilan sih, tidak ada yang bisa tahu. Menurut Citlali sendiri, usianya sudah dua ratus. Tapi ada tetua Penguasa Angin Malam yang yakin kalau dia lebih tua, karena orangnya tahu betul soal peristiwa-peristiwa yang terjadi lebih dari dua ratus tahun silam. "Apa nenek juga diadopsi oleh Saurian ketika muda?", begitu pikir Chasca. Dia membandingkan masa kecil mereka, yakni dirinya yang dibesarkan Qucusaurus hingga tak tahu pasti berapa usia sebenarnya. "Dua ratus tahun atau lebih, nenek tetaplah nenek", begitu kata Ororon kalau ada yang tanya. Dia dibesarkan oleh Citlali, maka dia lebih paham konsep nenek yang "tidak bertambah tua" dibanding orang lain. Tapi Xilonen tidak terima jawaban seperti itu. Karena kalau mau bikin kue, tentunya angka yang rancu akan bikin tukang kuenya bingung. Kalau mau minta tolong dibuatkan sesuatu, tentunya syarat dan ketentuan dari kitanya harus jelas. Itu sudah aturan dasar. "Hah! Kalau cuma dua ratus tahun saja bisa bikin kalian kayak burung kehilangan arah, gimana ceritanya dengan Yang Mulia Raja Naga yang sudah berusia—" demikian komentar Ajaw yang langsung dibungkam Kinich. Satu kali sikutan yang tepat sasaran menerbangkan si perusak suasana entah ke mana. "Dua ratus saja lah ya? Nenek sendiri bilangnya selalu segitu. Aku yakin dia punya alasan sendiri kok, kayak banyak kan orang yang bilang dirinya 'baru delapan belas' supaya selalu disangka muda!". Yang lain jadi kepikiran, tapi saran Mualani ini pun akhirnya kompak ditolak. Karena kalimat "baru dua ratus" tidak bikin orang kelihatan awet muda, ya kan. Ketika semua orang sudah menyerah, Iansan yang tak pernah kehabisan akal minta petunjuk ke Mavuika. Harapannya, ada informasi dari ingatan yang tersimpan dalam Api Keramat. Tapi bahkan Mavuika saja tidak punya jawaban pasti. Bahkan dalam ingatan Archon Pyro pun, Citlali sudah hidup menyendiri. Tidak ada keterangan mengenai berapa sebenarnya usianya. Dan mereka semakin ragu, karena percuma saja bertanya langsung ke Citlali. Shaman Agung yang cerdik itu akan tahu maksudnya, dan niat memberikan kejutan pun akan pupus seketika. Akhirnya semua yang terlibat menghindari soal usia, dan memillih bentuk kue yang tidak perlu menampilkan angka usia. Pada malam hari ulang tahunnya, mereka memancing Citlali keluar. Pintu diketuk, kue ditunjukkan, dan kado-kado ulang tahun diberikan ketika yang berulang tahun keluar rumah. Pesta kejutan berhasil dieksekusi. Mungkin karena terharu melihat usaha anak-anak muda, Citlali minum banyak sekali malam itu. Saat matanya mulai kabur, akhirnya salah satu dari hadirin memberanikan diri bertanya. "Umurku? *ceguk* Aku kasih tahu yang lucu ya ...." Citlali mulai bercerita, dalam keadaan sudah mabuk. "Aku bukan satu-satunya orang di dunia ini yang berumur panjang. Kalau orang lain ... biasanya awalnya sih hitung sudah umur berapa. Tapi semakin panjang umur, semakin malas tuh hitung-hitung ... sampai akhirnya lupa sendiri *ceguk* ... tapi aku yah ... gini deh, aku awalnya tidak peduli umur sudah berapa. Tapi ... ada kejadian ... terus aku jadi ... sadar ... sudah tua bangka. Dan aku hitung tuh ... hitung ... hitung ... hasilnya, dua ratus tahun. Pas *ceguk*!" Maka misteri di balik angka "200" terungkap sudah. Tapi jawaban ini malah menimbulkan pertanyaan baru. Kejadian apa sebenarnya yang membuat Citlali, yang tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan sama sekali selama dua abad, jadi mulai menghitung berapa usianya? Meski penasaran, tak ada satu pun yang berani bertanya. Citlali sudah melihat ke langit malam dengan pandangan kosong ... dia tertidur. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Kisah Karakter 4 | Ketika muda, Huitzilin adalah rekan sepantaran Citlali ketika mempelajari ilmu gaib. Dia selalu ditemani rekan Iktomisaurus setianya, si Cakar. Setiap Huitzilin berpose untuk bertarung, si Cakar akan lompat naik turun di sebelahnya untuk menunjukkan kekuatan. "Jadi kamu toh, 'jenius' yang disebut-sebut sama para tetua? Ayo, kita tentukan siapa yang lebih kuat! Di sini, sekarang juga!" "Sakit jiwa ya?" Dimulai dengan cepat, berakhir dengan cepat pula. Huitzilin kalah telak, dan itu baru awalnya. Huitzilin berulang kali bolak-balik rumah Citlali bersama si Cakar. Awalnya dia cuma datang bawa surat tantangan, tapi setelahnya, dia mulai bawa bekal camilan. Lambat laun bekalnya makin banyak, termasuk minuman keras yang dicurinya dari orang dewasa. Entah karena terbujuk arak, atau karena merasa percuma saja melawan kegigihan Huitzilin, Citlali tidak lagi berusaha mengusir penantangnya. Dan tahu-tahu saja dua puluh tahun sudah berlalu. Sampai suatu hari, untuk pertama kalinya, pertarungan mereka berakhir seri. Di malam itulah Citlali pertama kalinya menerima undangan Huitzilin untuk makan dan minum di bawah terang rembulan. "Bisa-bisanya kita jadi Shaman Agung di hari yang sama ... berarti benar nih, kita setara." "Dapat hasil seri setelah berusaha setengah mati tuh lumayan juga loh. Baiklah, sainganku yang baik. Sudah puas? Bisa dong stop gangguin aku?" "Lah, kenapa harus stop? Jelas tidak lah! Lagian, saingan sih saingan, tapi kita juga sudah berteman dua puluh tahun loh!" Citlali yang sudah mulai teler melihat ke arah Huitzilin. Di bawah sinar rembulan yang redup, dia tiba-tiba sadar akan sesuatu. Gadis muda sembrono yang datang ke rumahnya dua puluh tahun silam sudah jadi Shaman Agung yang berwibawa. Si Cakar kecil juga sudah jadi Iktomisaurus garang yang badannya lebih tinggi dari mereka berdua. "Ya ... teman. Dua puluh tahun ...." Benak Citlali mendadak dipenuhi kenangan, ingatan yang sempat dikaburkan oleh aliran waktu yang cepat. Dia merasakan kehangatan dari ikatan ini, tapi di saat yang bersamaan, di dalam hatinya juga muncul firasat tidak enak. Dan dua puluh tahun berikutnya berlalu dalam sekejap mata. Pada suatu hari, ketika dia sudah setengah jalan membersihkan grafiti dari penantang lain yang lagi-lagi kalah dengan mudah, Citlali dikagetkan oleh suara langkah kaki yang tidak asing di telinganya. "Halo, teman lama. Sudah lama sejak terakhir kali kamu ajak aku minum. Lagi ngambek nih ceritanya?" "Kalau mau adu ilmu, datang sendiri lah! Kenapa sih harus suruh anak-anak bodoh itu mengganggu ketenanganku?" "Yah ... masalahnya umur sih. Usia segini sudah waktunya mendidik penerus, ya kan." Citlali berbalik badan, tiba-tiba sadar akan sesuatu yang tadinya tidak terpikirkan. Temannya, yang sudah lama tidak berjumpa ini, sekarang sudah keriput. Tidak lagi muda seperti dulu. Sang teman yang merasakan isi hati Citlali dari tatapannya mencoba mencairkan suasana. Huitzilin menunjuk ke lapangan di dekat sana yang penuh bunga bermekaran. "Seindah apa pun bunga liar di Natlan, ketika musim kemarau tiba tetap akan layu juga. Tapi tidak perlu dikhawatirkan, sebab tahun berikutnya bunga-bunga itu akan kembali mekar. Betul?" "Tapi bunga yang kita lihat saat ini ... tak satu pun dari mereka yang akan merasakan hangatnya sinar mentari tahun depan. Pada akhirnya, tidak ada yang abadi." "Aku rasa ada sih, kawan. Biar aku pikirkan dulu ya jawabannya." Huitzilin mencoba untuk menghilangkan kegelisahan Citlali, tapi sia-sia. Karena dia sudah menyadari dari mana firasat tidak enaknya bersumber. Citlali terjaga sepanjang malam, melihat bintang jatuh terbakar menghiasi langit malam yang kelam. Seperti daun layu digantikan daun baru, demikian pula kita manusia. Dan dua puluh tahun berikutnya, di hari peringatan persahabatan mereka, Huitzilin sudah tiada. .... Bertahun-tahun kemudian, Citlali yang sedang membersihkan grafiti di tembok rumahnya kepikiran siang hari ketika ada seorang gadis muda dan rekan Saurian Iktomisaurus mudanya datang menantang. Kenangan demi kenangan datang, tumpah-ruah seperti ombak pasang, seakan-akan baru terjadi kemarin. Tapi secepat itu pula kenangan itu pergi, terbawa angin menuju masa lalu yang tersebar bak debu di lembah zaman. Tahun demi tahun berlalu, perasaan yang gagal dibinasakan oleh Huitzilin telah larut, hanya menyisakan helaan napas tanpa suara. "Jadi apa jawabannya? Sampai sekarang pun kamu belum kasih tahu", gumam Citlali. Meski begitu, tak terbesit sedikit pun di benak Citlali untuk menyalahkan Huitzilin. Karena dia merasa, bahwa jawabannya memang tidak ada. Setelah melihat siklus mekar dan layu beberapa kali, indahnya bunga yang dulu sempat terpatri di benaknya kini sudah kabur, hanyut oleh aliran waktu. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Kisah Karakter 5 | "Manusia ibarat burung yang terbang mengarungi ruang dan waktu. Aku berdiam di antara ingatan dan kenangan, mencari 'warna' perjalanan terakhirku." Setiap kali Citlali menenun gulungan khusus yang mencatat kejadian penting, dia teringat akan ucapan Huitzilin. Kalimat pertama yang dikatakan oleh temannya itu saat mengajarinya cara menenun. Dia memandu Citlali menuju alam ingatan, menunjukkan cara melukis karya agung bak pelukis ulung. Namun pewarna yang digunakannya bukanlah cat, melainkan ingatan. Setelah mempelajarinya sampai tuntas, Citlali mengikuti teladan Huitzilin, yakni menghiasi catatan kemenangan besar dengan warna oranye obor pejuang yang membara, atau menghormati pahlawan yang telah gugur dengan warna ungu pucat bunga di pemakaman. Demikianlah riwayat sejarah ditenun, gulungan demi gulungan, agar tradisi Penguasa Angin Malam selamanya lestari. Citlali telah lama memahami akan beban dan tanggung jawab penerus ilmu ini. Jadi ketika si Pengembara berambut pirang itu datang menghampirinya, dia tidak kuasa menolak. Kali ini, warna "emas" si Pengembara digunakannya untuk menggambarkan cahaya terang yang membinasakan Abyss, sekaligus pertanda untuk akhir peperangan akbar yang telah berlangsung sedemikian lamanya. Dia mewarnai gulungan tersebut dengan saksama, ingatan yang dikandungnya seperti hidup dalam genggaman tangannya. "Supaya tidak hilang terkubur catatan hitam di atas putih." Mendengar ucapan itu terlontar dari mulut si Pengembara, Citlali sekonyong-konyong teringat akan perasaan yang telah lama lekang oleh aliran waktu. Dia mengingat ucapan Huitzilin, dan akhirnya sadar bahwa sahabat lamanya itu tidak ingkar janji. Bunga-bunga layu seiring tibanya musim kemarau, segala sesuatu akan sirna ditelan aliran waktu. Apa kiranya yang dapat bertahan? "Warna ingatan dan kenangan." Jawaban ini sudah diberikan Huitzilin sedari dulu. Dan demikian pula Citlali menjawab pertanyaan si Pengembara. Dia tau bahwa ucapan ini akan mengikatnya ke dalam suatu perjanjian yang hanya akan ditepati setelah tahun demi tahun lainnya berlalu. Tapi kali ini, tekadnya sudah bulat. Jaminan yang telah disiapkannya sejak dulu diberikannya pula kepada si Pengembara. Dan untuk pertama kalinya, Citlali mengutarakan harapan yang ingin dicapainya selama masa hidupnya yang demikian panjang. "Agar warnaku kekal abadi di dalam hati dan ingatanmu." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Tzitzimitl | "Yang pertama, bintang utara garang Citlalin!" "Yang kedua, pertanda musibah selatan Itzpapa!" Setiap ada yang tanya soal dua boneka yang selalu dibawa-bawa Citlali ("Tzitzimitl"), warga Penguasa Angin Malam biasa berkomentar seperti itu sebagai peringatan: barang siapa berani berucap, maka dirinya akan dilanda nasib sial. Jika kabar tersebut benar, kedua boneka ini "berisi" kehendak setan jahat yang hanya bisa dijinakkan oleh murka Nenek Itztli seorang. Maka dari itu, nama keduanya pun berkaitan erat dengan sang nenek, dan sering digunakan sebagai alat para orang tua untuk mendiamkan anak balita yang sedang merajuk. Namun, bagi mereka yang pernah berkesempatan melihat kedua boneka dari dekat akan berpendapat lain. Ceritanya lebih seram dari kenyataan, karena wujudnya lebih mirip binatang imut daripada setan jahat. Memang, Citlali sering menjadikan keduanya senjata lempar ketika bertempur, dan rasa takut yang ditimbulkan oleh serangan tersebut lebih mengerikan daripada kepalan tangan kosong sang nenek. Sebenarnya, memang betul kekuatan dua bintang kesialan terpendam di dalam tubuh boneka ini, tapi kekuatan itu tidak ada sangkut pautnya dengan kepribadian mereka. Citlali menciptakan Tzitzimitl dengan menggunakan tulang hewan yang mati secara alamiah. Sisa-sisa rohnya terbangun di dalam tubuh boneka, sehingga sebuah kesadaran pun terbentuk. Maka kedua makhluk kecil yang lengket sekali dengan Citlali sebetulnya tidak membawa kutukan atau musibah, malah sebaliknya, mereka memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi pemiliknya seperti binatang peliharaan. Tapi lucunya lagi, Citlali tidak suka hal ini diketahui orang banyak. Memang keduanya dipakai sebagai senjata, jadi alangkah baiknya bila musuh-musuhnya melihat keduanya dengan takut dan gentar. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Vision | Bahkan setelah menjadi Shaman Agung, Citlali tetap tidak mendapat Marga Kuno. Dirinya telah menjadi tiang yang menyangga keutuhan suku Penguasa Angin Malam, dan banyak urusan penting Natlan yang hanya bisa selesai berkat campur tangannya. Tapi tidak ada satu pun marga pahlawan yang beresonansi dengan dirinya. Banyak yang menyayangkan fakta ini, tapi tak kuasa berbuat. Setelah berusia tujuh puluh tahun, Citlali menjadi enggan keluar rumah. Dia seperti kehilangan minat pada segala yang terjadi di dunia ini, dan hanya mau melibatkan diri bila memang diwajibkan. Pembawaan tanpa kepedulian inilah yang membuatnya tidak dilirik oleh roh pahlawan mana pun. Namun, ada satu hal yang Citlali lakukan dengan penuh semangat, tanpa sepengetahuan orang. Yakni menenun gulungan khusus yang mencatat peristiwa besar dalam sejarah. Setiap gulungan ini perlu waktu puluhan tahun untuk dirampungkan. Satu generasi berlalu ketika gulungan seperti ini akhirnya selesai. Tapi dia tetap tekun, mungkin karena tugas ini adalah permintaan terakhir sahabatnya, atau mungkin karena kegiatan ini menjauhkannya dari masyarakat. Dia tidak diwajibkan menyelesaikan tugas ini, dan dia pun tidak perlu pengakuan atas usahanya dalam hal ini. "Cuma buat mengisi waktu", begitu katanya. Dan itulah kenapa, pada malam ketika salah satu leluhur sukunya memanggil dari balik kabut angin malam, Citlali sangat terkejut. "Jadi, aku akan mewarisi Marga Kuno-mu?" "Cepat atau lambat. Tapi kamu belum tahu alasannya." "Tapi pertama-tama, tolong terimalah pesanku. Segala keraguanmu akan sirna ketika waktunya tiba." Warna angin malam berubah, dan bahasa yang digunakannya hanya untuk ditafsirkan oleh Citlali seorang. "Manusia ibarat burung yang terbang mengarungi ruang dan waktu." "Aku berdiam di hutan hijau, melintasi ombak biru, melewati lahar panas, mengumpulkan bijih mulia, dan mengejar bunga bersayap merah muda." "Ketika senja, lukisanku menghiasi angkasa luas." "Segala yang dituliskan akan dihadiahkan, untuk dunia tempat mereka yang telah tiada." "Inilah namaku, yang akan diserahkan ke atas kepalamu." "Ukumbuko, Ingatan." Setelah pesan tersampaikan, angin malam yang diliputi kabut tebal perlahan bergeser ke arah gulungan yang baru diselesaikan oleh Citlali. Warnanya berubah menjadi semburat misteri yang menerangi semua. Sambil melihat gulungan itu, Citlali teringat akan malam ketika sahabatnya meninggal dunia. "Tugas yang diwariskannya kepadaku ... pernah menjadi tugasmu juga, ya kan?" "Ya. Tapi bagimu, ini bukan sekadar tugas." Citlali membuka tangannya, mengikuti arah warna yang berkilauan. Entah dari mana, sebuah Vision muncul di atas telapak tangannya. "Melainkan bagian dari 'keinginan'-mu juga." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
214 responses to “Citlali”
Not trying to hate on the character but the shield feels kinda weak in the trial, if I’m being honest. It broke against regular mobs and we have consecrated beast in the abyss again.
u could say it’s a trade
u get weaker shield but constant Cryo app + res shred + cinder City buff
if zhongli gives you immortality, then Citlali gives you lotta offensive power
I have about 1.2k EM with talent level 13. I did the Scaramouche weekly boss, he couldn’t pop the shield once while purposely standing in his attacks. It’s good enough.
gotta figure out how to make granny work. and even worse, no 5* pyro…
been using ayaka, yae miko, nahida, sigewinne (formerly kokomi) for almost 3 years. can she somehow be built into DPS…
unfortunately she doesn’t buff cryo itself, just pyro and hydro when rections with cryo are happening, so if you can make a team with continuous hydro dmg dealers like Xingqiu, or Pyro who can deal less pyro appilication than the rest of the team, it can work. like a triple Cryo with xiangling (she’ll melt quite a few pyronado swings if you put 2 cryos and ayaka, who has a lot of cryo aplication on her Q)
If you need a dps, just pull for Mavuika. It would be much more optimal rather than trying to convert a support into a dps. You already have Ayaka for Cyro and there are also other good dps like Arlecchino or Clorinde coming in the same patch.
I was thinking about her applying cryo for Gaming to melt, but then recalled Gaming being a blunt attacker, and so will cause any freeze auras to be shattered, and on bosses freeze cannot occur at all — this means Gaming cannot have both Furina and Citlali or the reaction might be destroyed.
But! This dynamic can be helpful in Furina-Klee team, where Klee is a pyro Childe and Furina a hydro Xiangling, and you actually want pyro aura on enemies. By testing, a pyro blunt attack can both trigger shatter and apply pyro in the same attack, so Citlali can actually help Klee apply pyro by removing excess hydro auras. Her shield (though quite thin) can prevent Klee from being staggered, the Res shred (which is improved to break even with VV at C2) works better than VV if there are multiple waves of enemies and can easily shred both hydro and pyro, and the bonus damage from C1 works well with Furina.
i also aim to put her in gaming team, but without furina (cuz she is in different team), so its gonna be only melt reaction from these two, so, is it still viable?
klee doesnt really need a shield with the staggering amount of stagger she has, skill issue players say that she does
also calling furina a hydro xiangling is funny given she is far from having as good application as xiangling, but i get that you mean in the role of reaction dps
18 second demonstration of Gaming Melt, working just fine: tube/y5XIt1NkCZ8
Freeze itself doesn’t matter, cryo application being heavier than pyro application is what matters. Gaming has surprisingly little pyro app, so he already works and Citlali will make it work even better.
I see. I checked again and Gaming did trigger shatter when hitting frozen enemies (the first two times the enemy was not frozen but simply had cryo), but the hydro that was coexisting with freeze allowed him to vape. Furina’s chaotic hydro application has synergy with this, as the enemies are either not frozen, or have hydro+frozen so Gaming will always be able to trigger reactions.
I suppose Citlali alone will work well enough, since in the last few seconds it was Rosalia alone applying cryo, who has the same application rate as Citlali. Adding Furina might disturb the melt but Gaming will be able to vape anyways.
Okay, so, if you ran Citlali and Xilo on a team together with, let’s just say Arlecchino for example, who runs the Cinder City set between the two of them? Cause I don’t believe that it stacks.
In that scenario Citlali wears the Cinder City set and Xilonen wears Petra, or whichever other buffing set you prefer.
Citlali really appreciates the energy from the Cinder City 2pc and can trigger the 4pc from off field for better uptime and/or more flexible rotations.
Xilonen’s E’s mobility makes grabbing crystals much easier and less annoying than every other Petra holder I can think of. She doesn’t benefit as much from the Cinder City 2pc either, especially on an Arlecchino team.
If someone hasn’t used Petra before I recommend experimenting with a junk set before investing because its gameplay can feel clunky af and gets worse the more elements there are in play.
Citlali can run cinder city while xilo could run a archaic petra
Seems like another broken support with very small personnel’s damage (100 base attack?). Worse than xilonen until c2 and that’s even only for melt team (250em for freeze team is just useless).
her personnal dmg isnt low, and the low base atk is not a reason for this, since she scales mostly with elemental mastery
With her burst, you will probably get about the same damage as Bennet’s burst randomly criting on a target. However, overall her personal damage will be low while waiting on that cooldown since her kit doesn’t buff cryo damage.
her kit has nothing to do with bennett. this isnt even a comparison.
her damage is in fact, far better than bennett.
read her kit again, her burst scales with 1200% e.m. and with more than 800% at k at level 8. even if citlali base atk is low, you can easily fix this with 5* weapons.
and, bennett has split scaling, citlali more kinda double scaling.
if you build bennett with hp for fast healing, it will not be used to the his personal damage
she is not meant to buff cryo at all, she is a unit that is meant to be paired with pyro and hydro chars to increase their dmg.
if you want to buff cryo, pull for shenhe
The comparison is only that of their damage. And I agree with op that her damage is really worthless.
On an ideal build c0r0, she will have around 1k em and 1k atk. This sums up to 20k per burst. She is very less likely to crit as she doesnt wear crit helmet, crit artifact set or run in dual cryo teams for resonance.
Hence all damage above 20k will be based on her total dmg%. This will push her burst damage to max 40k, maybe 50k.
Bennett can go 100k+ with his burst on a dps build. He can afford dps build because his buff doesn’t scale, he doesn’t have high er requirements and heals are secondary, ignorable.
sad that probably i will not get her in 5.3 and will have to wait for the rerun 🙁
cause I really want mavuika and baizhu too
gacha is pure evil
Rerun’s probably like 6.3
Wrio debut was 4.1 and he is rumoured to rerun in 5.4 so that’s 12 patches later. Best she can get is 6.6 if there is a 5.8 patch and 6.5 if no 5.8