Table of Content |
Stats |
Skills |
Skill Ascension |
Related Items |
Gallery |
Sounds |
Quotes |
Stories |
Stats
Lv | HP | Atk | Def | CritRate% | CritDMG% | Bonus CritRate% | Materials | Total Materials |
1 | 763 | 27.0 | 47.86 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
20 | 1978 | 70.04 | 124.16 | 5.0% | 50.0% | 0% | 1 3 3 20000 | 1 3 3 20000 |
20+ | 2632 | 93.18 | 165.2 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
40 | 3939 | 139.43 | 247.19 | 5.0% | 50.0% | 0% | 3 2 10 15 40000 | 1 13 18 60000 3 2 |
40+ | 4403 | 155.88 | 276.35 | 5.0% | 50.0% | 4.8% | ||
50 | 5066 | 179.34 | 317.94 | 5.0% | 50.0% | 4.8% | 6 4 20 12 60000 | 1 33 18 120K 9 6 12 |
50+ | 5686 | 201.27 | 356.82 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ||
60 | 6355 | 224.98 | 398.85 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | 3 8 30 18 80000 | 1 63 18 200K 9 14 30 3 |
60+ | 6820 | 241.42 | 428.01 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ||
70 | 7495 | 265.34 | 470.42 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | 6 12 45 12 100K | 1 108 18 300K 9 26 30 9 12 |
70+ | 7960 | 281.79 | 499.58 | 5.0% | 50.0% | 14.4% | ||
80 | 8643 | 305.98 | 542.46 | 5.0% | 50.0% | 14.4% | 6 20 60 24 120K | 1 168 18 420K 9 46 30 9 36 6 |
80+ | 9108 | 322.43 | 571.62 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | ||
90 | 9797 | 346.81 | 614.84 | 5.0% | 50.0% | 19.2% |
Skills
Active Skils
Normal Attack: Phantom Feather Flurry | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Melancarkan hingga 4 tembakan panah berturut-turut menggunakan busur. Melancarkan sebuah Saat membidik, angin kuat akan berkumpul di ujung anak panah. Panah dengan angin kuat yang terkumpul penuh akan mengakibatkan Melancarkan hujan panah dari udara, menerjang tanah dengan kecepatan tinggi, menyerang musuh di jalur terjangan, dan mengakibatkan DMG Area saat mendarat. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Spirit Reins, Shadow Hunt | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Chasca beresonansi dengan kehendak yang bermukim di dalam senjatanya untuk mengakibatkan Nightsoul-aligned Setelah dilancarkan, Chasca akan mendapatkan 80 poin Nightsoul dan memasuki status Nightsoul's Blessing. Terus-menerus mengonsumsi poin Nightsoul. Saat seluruh poin Nightsoul dikonsumsi, atau saat Skill dilancarkan sekali lagi, status Nightsoul's Blessing Chasca akan berakhir. Status Nightsoul's Blessing memiliki karakteristik sebagai berikut: ·Chasca akan menunggangi "Soulsniper: Ritual Staff", meningkatkan kecepatan bergerak dan ketahanannya terhadap interupsi. Dalam kondisi ini, Chasca akan terus mengonsumsi poin Nightsoul untuk mempertahankan status melayangnya. Akan mengonsumsi poin Nightsoul tambahan saat menekan tombol Lari atau meningkatkan ketinggian. ·Saat melancarkan Normal Attack atau Charged Attack, Chasca akan melancarkan "Multitarget Fire" dengan cara yang berbeda berdasarkan Mode Tahan atau Mode Tekan. Mengakibatkan Nightsoul-aligned Memasuki status Membidik, lalu menargetkan sejumlah musuh dalam area tertentu dan mengisi hingga 6 buah Shadowhunt Shell sesuai durasi Charge-nya. Saat sudah mengisi enam peluru atau saat berhenti melakukan Charge, Chasca akan menembakkan peluru-peluru ini ke arah musuh yang ditargetkan sesuai urutan. ·Mengakibatkan Nightsoul-aligned ·Peluru Shadowhunt Shell keempat, kelima, dan keenam yang terisi akan dikonversi elemennya berdasarkan jenis elemen Karakter lain yang berada di dalam party. Untuk setiap satu Karakter berelemen ·Peluru "Shadowhunt Shell" yang diisi terakhir akan ditembakkan lebih dulu. Selain itu, saat dalam status Nightsoul's Blessing, menahan tombol Elemental Skill Secara teorinya sih, asal dia setuju, tali kekangnya bisa diikatkan ke benda apa pun. Tapi ... Memangnya ada yang lebih keren dari meriam tangan raksasa? | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Soul Reaper's Fatal Round | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Chasca mengumpulkan tekadnya dan menembakkan sebuah "Galesplitting Soulseeker Shell" untuk mengakibatkan Nightsoul-aligned ·Mengakibatkan Nightsoul-aligned ·Untuk setiap satu Karakter berelemen Tidak ada yang bisa selamat dari bisikan malam dan cahaya rembulan yang tak berhenti, sama layaknya tidak ada musuh yang bisa selamat dari mata tajamnya begitu terlihat olehnya. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Passive Skills
Mediation's True Meaning | |
Saat Karakter party sendiri mengalahkan musuh, akan memulihkan 25 poin Phlogiston. Efek ini dapat terpicu sekali setiap 12 detik. Efek ini tidak aktif dalam Domain, Trounce Domain, atau Spiral Abyss. |
Night Realm's Gift: Everburning Heart | |
Setelah poin Nightsoul habis terpakai, Chasca akan mengonsumsi Phlogiston untuk mempertahankan status Nightsoul's Blessing-nya. Saat ada area dengan Phlogiston Mechanic di Natlan, dapat melancarkan Nightsoul Transmission: Chasca. Saat Karakter aktif melayang di ketinggian tertentu, dan mengganti Karakter menjadi Chasca, akan memicu efek berikut: Chasca akan memasuki status Nightsoul's Blessing dan mendapatkan 32 poin Nightsoul. Party sendiri dapat memicu Nightsoul Transmission sekali setiap 10 detik. |
Bullet Trick | |
Saat melakukan charge ·Untuk setiap jenis elemennya, ada 33,3%/66,7%/100% kemungkinan untuk memicu "Spiritbinding Conversion". Efek ini membuat peluru ·Setiap jenis elemen akan memberikan satu lapis efek Spirit of the Radiant Shadow bagi Chasca, sehingga DMG yang diakibatkan Shining Shadowhunt Shell meningkat 15%/35%/65%. Efek ini berlangsung sampai Multitarget Fire kali ini berakhir, dapat ditumpuk sampai 3 lapis. |
Intent to Cover | |
Saat Karakter di sekitar memicu Nightsoul Burst, Chasca akan menembakkan "Burning Shadowhunt Shot" terhadap musuh di sekitar, mengakibatkan Nightsoul-aligned DMG yang diakibatkan dengan cara ini dianggap sebagai DMG Charged Attack. |
Constellations
Cylinder, the Restless Roulette | |
Memicu efek "Spiritbinding Conversion" dari Talenta Pasif "Bullet Trick" akan mengakibatkan Kemungkinan untuk memicu "Spiritbinding Conversion" akan meningkat: jika terdapat Karakter dengan jenis elemen yang sesuai dengan syarat konversi elemen di dalam party, kemungkinan untuk memicu "Spiritbinding Conversion" meningkat 33,3%, hingga maksimum 100%. Harus membuka Talenta Pasif "Bullet Trick" terlebih dahulu. Selain itu, saat tidak berada dalam kondisi bertempur, konsumsi Phlogiston dan poin Nightsoul Chasca dalam status Nightsoul's Blessing akan berkurang 30%. |
Muzzle, the Searing Smoke | |
Saat Chasca memasuki medan pertempuran, mendapatkan satu lapis "Spirit of the Radiant Shadow" dari Talenta Pasif "Bullet Trick". Selain itu, saat |
Reins, her Careful Control | |
Meningkatkan 3 level Elemental Skill Maksimum: Lv. 15. |
Sparks, the Sudden Shot | |
Saat DMG Elemental Area yang disebutkan di atas hanya dapat terpicu sekali setiap kali Chasca melancarkan |
Brim, the Sandshadow's Silhouette | |
Meningkatkan 3 level Elemental Burst Maksimum: Lv. 15. |
Showdown, the Glory of Battle | |
Durasi charge Efek di atas harus membuka Talenta Pasif "Bullet Trick" terlebih dahulu. |
Skill Ascension
Gallery
Sounds
Title | EN | CN | JP | KR |
Party Switch | ||||
Party Switch when teammate is under 30% HP | ||||
Party Switch under 30% HP | ||||
Opening Chest | ||||
Normal Attack | ||||
Medium Attack | ||||
Heavy Attack | ||||
loc_combat_sound_1000013 | ||||
loc_combat_sound_1000014 | ||||
loc_combat_sound_1000015 | ||||
Taking Damage (Low) | ||||
Taking Damage (High) | ||||
Battle Skill #1 | ||||
Battle Skill #3 | ||||
loc_combat_sound_1000500 | ||||
Sprinting Starts | ||||
loc_combat_sound_1010015 | ||||
Jumping | ||||
Climbing | ||||
Heavy Breathing (Climbing) | ||||
Open World Gliding (Start) | ||||
Open World Idle | ||||
Fainting | ||||
Idle Performance |
Quotes
Audio Language:
Title | VoiceOver |
Halo | |
Mengobrol: Dilihat dari Atas | |
Mengobrol: Bisikan | |
Mengobrol: Penengah | |
Ketika Turun Hujan | |
Ketika Petir Menyambar | |
Ketika Angin Bertiup | |
Ketika Angin Berembus | |
Selamat Pagi | |
Selamat Siang | |
Selamat Malam | |
Selamat Tidur | |
Tentang Chasca: Percaya Diri | |
Tentang Chasca: Suku Bunga Bersayap | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kita: Meditasi | |
Tentang Kita: Keluarga | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Tentang Vision | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Berbagi Cerita | |
Kisah Menarik | |
Tentang Kachina | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Mualani | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Xilonen | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Mavuika | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kinich | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Citlali | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Ifa | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Iansan | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Chasca: I | |
Mengenal Chasca: II | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Mengenal Chasca: III | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Chasca: IV | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Mengenal Chasca: V | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Hobi Chasca | |
Kekhawatiran Chasca | |
Makanan Favorit | |
Makanan yang Tidak Disukai | |
Menerima Hadiah: I | |
Menerima Hadiah: II | |
Menerima Hadiah: III | |
Ulang Tahun | |
Perasaan Tentang Ascension: Permulaan | * Terbuka saat Ascension tahap 1 |
Perasaan Tentang Ascension: Persiapan | * Terbuka saat Ascension tahap 2 |
Perasaan Tentang Ascension: Klimaks | * Terbuka saat Ascension tahap 4 |
Perasaan Tentang Ascension: Konklusi | * Terbuka saat Ascension tahap 6 |
Elemental Skill: I | |
Elemental Skill: II | |
Elemental Skill: III | |
Elemental Burst: I | |
Elemental Burst: II | |
Elemental Burst: III | |
Membuka Peti Harta: I | |
Membuka Peti Harta: II | |
Membuka Peti Harta: III | |
HP Rendah: I | |
HP Rendah: II | |
HP Rendah: III | |
HP Rekan Rendah: I | |
HP Rekan Rendah: II | |
Gugur: I | |
Gugur: II | |
Gugur: III | |
Menerima Serangan Hebat: I | |
Menerima Serangan Hebat: II | |
Bergabung ke Party: I | |
Bergabung ke Party: II | |
Bergabung ke Party: III |
Stories
Title | Text |
Info Karakter | Semua orang mengagumi kekuatan, semua orang tidak bisa terlepas dari pertempuran. Ada orang yang bertempur demi melindungi suku, ada yang untuk menangkal Abyss, dan tentu saja, ada yang bertempur untuk merasa lebih hebat, lebih agung, lebih pantas dihargai dengan Mora dan anggur, kekuasaan dan ketenaran, saat dibandingkan dengan orang lain. Namun meski seseorang yang sangat suka bertempur sekalipun, mereka pasti akan ketakutan saat mendengar nama ini, Chasca. Di medan pertempuran tempat Chasca muncul, seberapa sengitnya pun pertarungan yang sedang berlangsung, pasti akan langsung selesai dalam waktu singkat. Ini bukan karena Chasca yang ahli dalam berbicara, meski dia memang pintar dalam bernegosiasi. Juga bukan karena kepribadiannya yang memahami sifat manusia, sehingga selalu bisa memikirkan rencana yang bisa memuaskan seluruh pihak. Tapi semua ini karena .... "Penengah" yang satu itu memang benar-benar punya kemampuan yang luar biasa, kemampuan bertempurnya juga melebihi orang-orang lainnya. Jika kamu ingin menghadapinya satu lawan satu, ini sama seperti anak kecil yang baru lahir menantang Qucusaurus yang paling ganas dengan kedua tangan kosongnya. Orang yang terobsesi dengan pertarungan biasanya juga takut dengan kekuatan. Saat dihadapkan dengan kekuatan yang jauh lebih kuat dari, biasanya pilihan terbaik adalah duduk dengan tenang dan bernegosiasi. Hanya saja, yang tidak mereka mengerti adalah, kenapa Chasca selalu saja muncul di pusat kekacauan dengan kebetulan? Demikian tepat dan kebetulan, seolah-olah dia datang karena terpikat oleh pertempuran itu ... Sama seperti "hewan buas" yang mencium bau dari "mangsa". |
Kisah Karakter 1 | Sejak awal Chasca sudah bisa mengingat masa kecilnya, dia sudah hidup bersama dengan Qucusaurus. Awalnya dia pikir dirinya sendiri adalah Saurian, tapi kok dia berbeda ya dengan ibu dan kakaknya yang memiliki cakar dan paruh. Dia tidak bisa terbang ke langit, dan tidak bisa melompat ke puncak pohon dalam sekali lompat. Ibunya mencintai Chasca sama seperti dia mencintai anak perempuan kandungnya sendiri. Setelah selesai berburu, dia pasti akan memberi makan putrinya terlebih dulu, baru memakan sisanya untuk diri sendiri. Tapi, Chasca tidak puas dengan menjadi anak burung yang menunggu untuk diberi makan. Saat dia bisa berlari melintasi lereng bukit dengan cepat, dia sering meninggalkan sarangnya untuk melihat ibu dan kakaknya berburu. Dia mengingat gaya bertempur mereka dan mengubahnya menjadi gayanya sendiri. Meski tidak bisa mengepakkan sayap, dia tetap bisa melompat di antara ranting pohon. Dia tidak punya paruh dan cakar, tapi bisa mengambil batu untuk menggantikannya. Dia begitu antusias dan penasaran, dan terus-menerus menjelajahi hutan. Akhirnya, dia mulai bertemu dengan musuh pertamanya, seekor babi hutan yang sedang mencari makan. Dia meniru gaya Qucusaurus dan menerjang ke arah babi hutan itu, tapi akhirnya malah dia yang diseruduk oleh babi hutan itu dan terjatuh ke tanah. Dia menggulingkan tubuhnya, sekaligus mengambil bebatuan untuk melemparkannya, tetapi babi hutan ini malah mengelak dengan gesit. Pada akhirnya, hasil dari pertempuran yang sengit ini adalah, Chasca babak belur. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka dan memar, dan dia kembali dengan tangan kosong. Ibunya pun mengambil tanaman obat untuk dioleskan ke lukanya, dan kakaknya melarangnya untuk pergi berburu lagi. Chasca sudah berjanji untuk memulihkan lukanya di dalam sarang. Tapi setelah lukanya sembuh, dia malah masuk ke dalam gunung lagi. Dia terus berkelana di antara hutan dan sungai, mengumpulkan berbagai macam mainan yang bisa dimanfaatkan. Pecahan batu yang tajam, ranting pohon yang kokoh, cairan yang lengket, dan bulu hewan yang sudah mati .... Ibu dan kakaknya tidak terlalu mengerti fungsi dari "sampah" ini, tapi yang mereka tahu, Chasca sudah punya hobi baru. Berarti ini hal yang baik dong .... Yang tidak disangka adalah, Chasca menggunakan semua ini untuk menciptakan senjata yang baru ... Busur yang terbuat dari ranting dan kulit, yang dapat menembakkan batu dengan lebih jauh dan lebih cepat. .... Saat babi hutan itu menjebak seekor tupai, dia tidak menyangka bahwa dirinya sendiri sudah masuk ke medan perburuan orang lain. Tapak kakinya menginjak sesuatu yang lengket, tapi tidak bisa dibersihkannya. Yang selanjutnya menyambutnya adalah, kepalanya yang terbentur oleh benda keras yang terbang ke arahnya. Babi hutan itu mengerang sebelum terjatuh pingsan. Chasca baru keluar dari dalam pepohonan, dan menarik hasil buruannya kembali ke sarang dengan semangat. Ibu dan kakaknya mengira bahwa Chasca sudah menjadi pemburu yang hebat sejak saat itu. Siapa sangka, yang terjadi kemudian benar-benar di luar dugaan. Chasca sudah melatih teknik bertempur yang makin beragam. Seolah-olah ada sebuah suara yang sedang menuntunnya untuk belajar berbagai teknik bertarung tanpa dia sadari. Namun, semakin dia mengikuti suara ini, semakin dia tidak ingin bersembunyi di tempat yang gelap. Dia mengeluarkan tinjunya dengan lugu, untuk adu tenaga dengan burung-burung yang ada di hutan. Dari Brown Deer sampai Flying Squirrel, samai Halberd-Crest Bird, dia bersemangat sekali untuk menantang mereka satu per satu. Dibandingkan dengan perburuan yang bersembunyi di dalam kegelapan untuk langsung mengalahkan musuhnya dalam sekali pukul, dia lebih mirip seorang pejuang yang menyambut tantangannya. Tapi semakin dia larut dalam keseruan bertempur, hasil buruan yang dia dapatkan malah makin sedikit. Hewan burung biasanya sangat waspada. Jadi saat mereka menyadari kalau lawannya tidak mudah dikalahkan, mereka biasanya akan kabur dengan cepat. Sepertinya, tidak ada yang sempurna di dunia ini, dia harus memilih antara keseruan bertempur atau perut yang kenyang. Bagi Chasca kecil, ini benar-benar pilihan yang sangat sulit. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 2 |
Kisah Karakter 2 | Berbeda dengan bayi manusia yang lainnya, kata pertama yang dipelajari oleh Chasca bukan "Ma" atau "Pa". Saat ayah angkatnya Cusco pertama kali bertemu dengannya, pemandangannya adalah Chasca yang sedang menggigit daging mentah dengan ekspresi wajah yang menakutkan. Dia juga melihat tetua Allpa yang sedang berencana untuk menyerahkan Chasca kepada dirinya untuk diasuh olehnya, dia benar-benar terkejut sampai tidak karuan. "Tetua ... Aku ini berjanji untuk mengasih anak yatim, tapi kalau Qucusaurus, beda lagi ceritanya!" Di kondisi Natlan yang sering diserang oleh Abyss pada saat itu, mengasuh "anak yatim karena perang" memang bukan sesuatu yang jarang ditemukan. Tapi anak yang ditinggalkan oleh manusia dan dipelihara oleh seekor Saurian seperti Chasca ini ... hanya pernah didengar di dalam legenda! Fakta membuktikan bahwa Cusco memang sudah menganggap remeh daya hancur "Qucusaurus" ini. Meskipun Qucusaurus sudah terkenal secara umum dengan tabiat "asal aku senang, semua bisa dilakukan", tapi tabiat Chasca malah lebih sulit ditaklukkan dibandingkan dengan hewan sombong yang lainnya. "Dasar sialan! Dia datang untuk merebut dagingku lagi!" "Hei bocah sialan! Jangan buat sarang di atas atap rumahku dong!" "Sial, si bocah itu datang adu jotos lagi!" Yang lebih menyakitkan kepala adalah, setidaknya tindakan Qucusaurus memiliki tujuannya sendiri, entah itu untuk merebut makanan atau wilayah kekuasaan ... Tapi Chasca kecil sepertinya hanya ingin cari masalah. Meskipun di piringnya sudah tersaji makanan yang lebih nikmat daripada daging mentah, di ruang tidurnya sudah tersedia ranjang empuk yang lebih nyaman dari sarang rumput, tapi dia tetap tidak berhenti mencari gara-gara pagi siang dan malam. Cusco mengernyitkan dahinya ... Dia menyadari bahwa ini mungkin bukan sekedar tentang menjinakkan hewan buas, atau sekedar masih belum terbiasa dengan lingkungan baru. Jadi, sebenarnya apa alasannya? Manusia mati karena harta, monster mati karena makanan. "Petarung" yang bertarung bukan demi keuntungan, yang tidak bisa diajak bernegosiasi, dan hanya ingin menghancurkan ... Cusco hanya bisa mengingat satu kata yang cocok dengan semua ini ... "Abyss". Mungkin sudah waktunya dia "membicarakan" ini semua dengan Chasca. Setelah Chasca kembali menciptakan sebuah masalah yang rumit dan ditangkap oleh dua pasukan terbang elit secara paksa, Cusco tetap seperti biasanya, meminta maaf karena tidak bisa mendidik Chasca dengan baik. Lalu dia mengusap dahinya, dan bertanya dengan penuh kebingungan: "Sebenarnya kamu mau apa? Kalau tidak kamu katakan dengan jelas, tidak akan ada orang yang mengerti dirimu selama-lamanya?" "Ngapain tanya-tanya lagi? Si bocah sialan ini bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah 'bahasa manusia'! Entah apa yang ada di dalam pikiranmu dan tetua ...." Chasca kecil menatap kedua pasukan terbang yang menahannya dengan tatapan yang bengis. Terdengar suara erangan kecil dari mulutnya, yang akhirnya mengeluarkan 'bahasa manusia' dengan suara serak: "Heh ... Dasar sialan!!!" Setidaknya, dia sudah bisa memarahi balik orang yang memarahinya! Cusco tersenyum tak berdaya. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Kisah Karakter 3 | Cahaya lilin menyinari wajah Chasca yang tertidur, di sisinya, ada Cusco dan seorang shaman, cahaya api yang menjilat terus menyinari mereka. "Abyss sudah memasuki jiwanya, dan cengkramannya sudah membangkitkan konflik di dalam hatinya. Luka ini akan semakin parah seiring pertumbuhannya ... Petaka seperti ini, bahkan aku sendiri belum pernah lihat sebelumnya." Shaman ini menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. Setelah berpikir untuk beberapa saat, dia mengucapkan: "Mungkin ... sekarang saat yang tepat untuk mengembalikannya ke hutan. Ini mungkin akan lebih baik bagi semua pihak." Cusco mengerti makna yang terkandung dalam kalimat shaman itu. Saat masih kecil saja, dia yang suka berbuat onar sudah sulit dihadapi, bagaimana nasibnya kelak nanti? Sulit untuk dibayangkan. "Abyss" selalu menjadi musuh utama Natlan. Jika ada satu saja di dalam sukunya, cepat lambat pasti akan membawa bencana besar. Tapi, kalau tidak memikirkan cara untuk menahan "Abyss" ... Bahasa halusnya sih mengembalikannya ke gunung dan alam liar, sebenarnya itu kan membiarkannya hidup dan mati sendiri di sana! Hasrat bertempur Chasca sama sepertinya sudah ada bersamanya sejak dia lahir, sama seperti manusia yang memiliki rasa lapar dan hasrat ingin makan. Orang lain biasanya bertempur karena alasan tertentu. Setelah tujuannya tercapai, biasanya mereka tidak akan menyia-nyiakan tenaganya lagi. Sedangkan hasratnya untuk bertempur itu sama seperti lubang tak berujung. Meski dia sudah meraih kemenangan tanpa henti, dia hanya akan merasa puas untuk sementara waktu. Jika tidak mencari cara untuk menahannya ... mungkin dia pada akhirnya hanya akan menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Mungkin juga dia akan depresi, atau akan meninggal dunia dalam sebuah pertempuran. "Mumpung 'sekarang' kalian masih sempat mengambil keputusan." Bahasa dari shaman itu diikuti oleh tarian api lilin yang meliuk-liuk. Cusco melihat Chasca kecil yang ada di sisinya. Mukanya yang sudah tertidur lelap itu terlihat jauh lebih tenang. Napasnya menderu dengan teratur dan lembut, sama seperti seorang gadis manusia biasa. Saat menyentuh rambutnya dengan lembut, Cusco bergumam: "Sudah tidak sempat ... Sudah terlambat ... sudah terlambat." .... Chuychu yang terbangun di malam hari bersembunyi di balik pintu yang tak disinari cahaya lilin. Saat itu, dirinya yang masih kecil tidak bisa memahami percakapan kedua orang itu. Tapi tegangnya suasana dan ekspresi ayahnya malah tetap terukir di dalam lubuk hatinya. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Kisah Karakter 4 | Sejak saat itu, ayah dan ibu Chuychu jadi sering keluar jauh. Hari ini sih dengar-dengar mau berkunjung ke seorang tetua yang menyendiri. Besok dengar-dengar mau memetik tanaman obat legendaris. Saat mereka berdua pergi, sebisa mungkin akan ada satu orang yang tinggal untuk menjaganya. Tapi pada saat ada hal genting yang terjadi dan tergesa-gesa keluar rumah, hanya Chuychu kecil yang tersisa di rumah. Dan "kakak" yang secara mental malah lebih muda darinya. Untung saja setelah Chasca belajar kata "sialan" itu secara otodidak, sepertinya dia sudah lebih "penurut" dibandingkan saat pertama kali datang. Setidaknya, saat bertemu dengan sedikit konflik, dia bisa marah-marah dulu sampai puas, sebelum memutuskan untuk menyelesaikan masalah itu dengan tinjunya. Mungkin dia juga sudah menyadari, pada saat ayah dan ibunya tidak ada, tidak ada yang membantunya untuk mengurusi semua masalah yang dia sebabkan? Demikian pikir Chuychu. Tidak, dengan tabiatnya yang seperti itu, dia pasti tidak akan mengerti betapa keras ayah dan ibu memikirkan semuanya untuknya ... Dia pasti juga tidak tahu betapa baiknya orang tuanya memperlakukannya. Chuychu juga pernah memikirkan bagaimana kehidupannya jika memiliki seorang kakak ... Ada orang yang menemaninya saat bermain, saat sedih, saat sakit .... Tapi begitu Chasca datang, ayahnya malah jadi tambah repot, ibunya malah jadi tidak punya waktu. Bahkan teman seusianya yang sering menemaninya bermain pun sudah menghindarinya tanpa sengaja. Semua ini pasti karena Chasca. Pemikiran ini sempat terbersit di dalam benak Chuychu, lalu dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan gelisah. Tidak boleh berpikir seperti itu. Tetua pernah bilang, semua orang di dalam suku harus kompak. Ayah dan ibu juga pernah bilang, kalau sebenarnya kakak itu kasihan sekali .... Tapi kalau tidak ada Chasca .... "HEI! CUSCO KE MANA? Chasca berantem lagi!" Teriakan yang tiba-tiba ini langsung menghentikan lamunan Chuychu. Dia mewakili orang tuanya bergegas untuk pergi ke lokasi kejadian. Dia melihat Chasca yang memiliki ekspresi ganas, dan sekelompok anak-anak yang menangis tersedu-sedu, di antaranya, ada anak-anak yang dulu pernah berteman baik dengannya .... "Ini ... Sial ...." Chasca mengangkat tangannya sambil menunjuk anak-anak yang menangis itu. "Kamu berantem lagi ya!!!" Lamunan Chuychu yang sempat terputus itu bagaikan terulang lagi di dalam pikirannya. "Karena kamu terus begini, makanya mereka tidak main lagi denganku! Ayah dan ibu juga sudah tidak temani aku lagi!!!" "Sial...an." Jari Chasca yang menunjuk ke anak-anak itu mulai tergulai lemas tanpa disadari. Dia terus mengucapkan kata "sialan", tapi suaranya semakin kecil. "Kamu yang sialan!" Chuychu akhirnya mengucapkan kata-kata yang tersembunyi di dalam hatinya. Chasca membelalakkan matanya, bibirnya bergetar seperti hendak mengucapkan sesuatu. Akhirnya, dia menutup matanya, berbalik badan, dan berlari ke luar suku. ... Tidak apa-apa, ini bukan pertama kalinya dia kabur kok. Nanti paling dicari lagi. Entah kenapa, Chuychu merasa tidak tenang di dalam hatinya. "Sebenarnya anak itu kenapa sih? Akhir-akhir ini kan sudah tenang ya ... Kok kalian tiba-tiba cari masalah sama dia lagi?" Orang tua yang menyusul datang mulai menanyakan anak-anak. Anak-anak yang babak belur itu saling menatap satu sama lain, ragu-ragu, dan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Setelah beberapa saat, akhirnya ada orang yang mengangkat tangannya dengan gemetar dan berkata: "Awalnya, kami cuma berantem saja, tapi akhirnya ada yang bilang ... dia bilang ...." "Katanya keluarga Paman Cusco ... semuanya bodoh. Mereka membawa satu bocah sialan ke dalam suku ... Awalnya kita cuma bercanda saja ... Dan ini semua kami dengar dari orang dewasa!" "Mereka juga bilang ... Tidak boleh main dengan Chuychu lagi ... Kalau sampai terkena penyakit seperti kakaknya ...." Hati Chuychu bagai ditimpuk batu besar, tanpa sadar, dia menoleh ke arah Chasca berlari. Hanya terdengar suara embusan angin di tengah-tengah gunung, seolah-olah sedang melantunkan rasa duka yang tak bisa diucapkan untuk seseorang. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Kisah Karakter 5 | Kenapa ya? Jelas-jelas di sini bukan sarangku juga. Aku dipaksa oleh "tetua" itu untuk tinggal di sarang yang baru. Aku itu diberi makan dan pakaian oleh orang-orang itu, secara paksa, aku dipaksa untuk melewati malam yang tidak begitu dingin dengan mereka. Aku bisa kembali ke sarangku setiap saat. Benar. Aku ingin kembali ke sarangku. Meski "Bunda" mengusirku lagi, "Kakak" pasti akan membantu membelaku. Meskipun aku "sakit" sesakit apa pun, tidak perlu manusia yang "mengobati" aku. Pikiran yang kacau balau melanda isi kepala Chasca. Dia mengarungi puncak pohon dengan terampil, menghirup angin pegunungan dan aroma daun yang familier. Tapi di dalam hatinya, dia tidak bisa melupakan cahaya lilin yang menari-nari sewaktu di suku. Aku tidak perlu api untuk menghangatkanku, juga tidak perlu cahaya api untuk menyinari malam. Toh "Bunda" dan "Kakak" juga hidup seperti itu. Itu hanya kobaran api lemah yang dinyalakan oleh manusia yang takut akan gelap malam yang dingin, Saurian yang kuat dan angkuh tidak perlu hal itu .... ... Tapi cahaya lilin itu benar-benar hangat sih .... Pemikiran yang lemah tiba-tiba menyusup masuk, yang langsung diikuti dengan gema di seluruh kepalanya. Tiba-tiba saja, Chasca merasa sangat sakit, tubuhnya terhenti, dan dia pun jatuh dari puncak pohon. "Dia" datang lagi. Chasca menggertakkan giginya, berdiri sambil menopang pohon. Jarinya yang bergetar meninggalkan bekas darah di batang pohon. Bertarunglah, menggigitlah, hancurkanlah!!! Dengan demikian, baru bisa melupakan seluruh kelemahan! Lupakanlah ketakutan dari kehidupan ini, lupakanlah batasan dalam dunia manusia, seluruh makhluk memang adalah hewan buas sejak dilahirkan. Dari kecil, dia sudah bisa mendengar suara ini. Awalnya suara ini hanya menuntunnya untuk berburu, untuk menggigit mangsanya. Tapi lama-kelamaan, suara ini makin sering, dan setiap kali bergema di kepalanya, dia pasti akan menjadi pusing. Dia harus mengikuti suara itu dan berbuat onar, sampai sepuas-puasnya, baru perasaan itu bisa hilang. "Bunda" mengantarkanku ke tempat manusia itu ... juga berharap manusia bisa sembuhkan aku ya? Tapi mana bisa, dunia manusia kan lebih berisik daripada sarang Saurian. Manusia setiap hari bertempur dengan keras kepala, konflik yang tak terhitung jumlahnya terus terjadi tanpa henti. Sedangkan "suaranya" makin jelas, dan semakin memikat. Kakak .... Aku juga tidak ingin buat Bunda kecewa, tapi .... Chasca pergi ke tempat kakaknya beberapa kali untuk mengadu. Tapi lidah dan tenggorokan manusia tidak mungkin bisa mengeluarkan suara Qucusaurus. Kalian ... Aku tahu kalian tidak ingin aku berantem, tapi .... Chasca pernah beberapa kali ingin mencoba berkomunikasi dengan pasangan suami istri Cusco, tapi anak Qucusaurus tidak bisa mengeluarkan bahasa manusia .... Mereka pantas dipukul! Mereka sudah marahi aku, juga marahi kalian! Chasca ingin menjelaskan semuanya kepada Chuychu, tapi yang keluar dari mulutnya yang bergumam tanpa henti itu hanya kata "sialan" yang terbata-bata .... Tidak apa-apa, tidak apa-apa kalau cuma aku yang bisa mendengar suara kalian. Tidak perlu dijelaskan. Semua yang tidak sesuai dengan keinginanku, hancurkan saja! Yang tidak suka kulihat, hancurkan saja! Pada saat ini, "dia" tetap merajalela dan berteriak di dalam hatinya. Cukup! Aku paling tidak suka lihat kamu! Kamu justru adalah sialan yang paling sial dan jahat!!! Chasca membalas dengan raungan di dalam hatinya. Dia terus memukul pohon itu, meninjunya sekali demi sekali. Seolah-olah ingin menangkap suara itu dan menghancurkannya. Kulit dan daun pohon terbang berserakan, sementara suara "tawanya" makin lama makin liar. .... Cahaya rembulan menembus bayangan pohon, menyinari wajah Chasca yang pucat pasi. Dia telungkup di atas tanah, kulit pada kepala tinjunya robek, menunjukkan daging yang dibungkusnya, bahkan putihnya tulangnya. Tubuhnya sakit sekali sampai dia tidak bisa bergerak, kantong matanya berat, dia ingin tidur. Bahkan suara di dalam hatinya sudah tidak punya tenaga untuk bersuara, Benar, karena "dia" sudah mau mati, karena "dia" adalah aku. Suku manusia tidak terlalu jauh dari sini, di atasku masih ada hutan yang menutupi. Bunda dan kakak harusnya tidak bisa menemukanku deh ya? Cusco dan istrinya sudah keluar, kali ini mereka sudah tidak sempat untuk mencari orang yang kabur dari rumah. Tidak ada orang yang sadar bahwa Chasca akan mati di sini. Bagus deh, satu bocah sialan akan hilang dari dunia ini, dan begitu pula hal jahat yang ada di dalam dirinya. Demikian pikir Chasca di dalam hatinya. Meskipun ini cahaya rembulan ... Tapi tetap dingin ya .... .... Tiba-tiba, dia merasakan secercah kehangatan di permukaan mukanya, seperti bulu burung "Bunda" yang menutupinya dengan perlahan, seperti kehangatan cahaya lilin manusia. Chasca membuka matanya dengan perlahan. Yang dilihatnya adalah api unggun yang sangat sederhana, dan ada seorang gadis yang sedang berjongkok di sampingnya, menjaga agar api unggun itu tidak padam. Dia adalah Chuychu. "Ahhh ...!" Saat menyadar Chasca sudah sadar, Chuychu menyembunyikan tangannya ke belakangnya. Meminjam cahaya api, Chasca menemukan ada tanda-tanda luka bakar pada tangan Chuychu. "Tanganmu sudah tidak apa-apa?" Chasca mengalihkan pembicaraan sambil celingak-celinguk. Chasca baru menyadari bahwa tangannya penuh dengan perban. Meskipun balutannya terasa kaku, tapi sedikit banyak bisa menghentikan pendarahan. "Aku tidak kuat menarikmu, jadi aku terpaksa bereskan di sini dulu ... Tapi aku sudah nyalakan api kok. Orang dewasa di suku pasti akan datang sebentar lagi." Chasca tidak menjawabnya, tapi tatapan matanya sepertinya sedang bertanya .... "Kalau ada yang terjadi padamu, ayah dan ibu pasti sedih." "...." "Dan juga ... Terima kasih karena sudah membelaku. Waktu itu aku yang salah karena langsung menjerit padamu tanpa bertanya dengan jelas." "...." "Pokoknya ... Pulang ke rumah yuk ...." "Rumah ...." Chasca akhirnya memecahkan kebisuannya. Dia mempelajari kata ini dengan suara kecil, mengangguk sambil mengatakan: "Kita ... pulang rumah." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
"Penengah" | Kali pertama Tetua Allpa dari pasukan terbang mengajari Chasca itu karena orang yang pernah dipukul Chasca sudah terlalu banyak, dan keluhan sudah memenuhi pintu depannya. Tapi tidak peduli seberapa keras upaya yang dilakukan Allpa untuk menjelaskan aturan dunia manusia, Chasca kecil selalu tidak menyadari ada masalah karena suka bertarung. Entah itu Saurian atau hewan buas, mereka selalu beradu kekuatan. Jelas-jelas dia sudah menang, kenapa malah dia yang ditanya-tanya? Allpa menjelaskan sambil mengarahkan dengan tangannya secara susah payah. Sementara Chasca malah melihat tetua dengan saksama. Dia berpikir, kalau saja dia dikalahkan oleh si tua bangka ini, mungkin saja dia tidak perlu mendengarkan semua celotehan yang tak habis-habisnya ini. Saat Allpa kedua kalinya mengajari Chasca, dia malah merasakan dengan jelas, kalau pandangan matanya sudah berbeda dengan yang sebelumnya. "Ajari aku ... jadi kuat." Chasca menggunakan bahasa yang masih kaku, dan meminta orang lain untuk mengajarinya. "Mau menang lawan ... Abyss." "... Oke, kalau begitu, aku akan ajarkan salah satu senjata manusia yang terkuat ...." Allpa mengeluarkan sebuah gulungan kain, terlihat kata-kata yang disulam di atasnya: "Penengah ... Seni Berkomunikasi dengan Manusia". "Bahasa manusia ... adalah senjata kita yang terkuat." Cuma modal cuap-cuap saja kok, apa hubungannya dengan kuat? Chasca tidak bisa memahaminya. Dia lebih baik belajar teknik menggunakan berbagai jenis senjata, dari busur, sampai meriam, lalu belajar cara menggunakan Phlogiston, cara menembak di udara. Asalkan kuat, pasti tidak perlu menjelaskan panjang lebar dengan kaum manusia lagi. Chasca pernah berpikir seperti ini. Tapi, Dia yang sekarang malah tidak bisa mengungkapkan suara yang ada di dalam hatinya, memukulnya dengan keras, dan "membungkamnya" selama-lamanya. Makanya, dia yang selalu ingin menang, belajar satu kata demi satu kata dari Allpa. Perlahan-lahan, dia mencerna kata demi kata yang ditenun dalam gulungan tersebut yang awalnya dia kira tidak akan dibaca olehnya dalam seumur hidupnya. Lalu, seperti yang dikatakan di dalam gulungan, belajar untuk berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dengan orang lain, berusaha untuk percaya kepada mereka. Efisiensi berburunya sepertinya meningkat sedikit. Lalu, seperti yang dikatakan di dalam gulungan, dia menuliskan sebuah surat pada hari ulang tahun Chuychu, dan mengucapkan satu ucapan selamat. Ekspresi Chuychu dan orang tua asuhnya sepertinya sedikit terkejut. Lalu, seperti yang dikatakan di dalam gulungan, dia memikul harapan semua orang. Saat berjalan menuju medan pertempuran Ziarah Kembalinya Api Keramat, tatapan mata orang-orang Bunga Bersayap terhadapnya, sepertinya juga sudah mulai mengandung sedikit rasa hormat. .... "Heh ... Ini yang kamu mau, kan? Kaliber terbesar, motivasi terkuat ... Ini sih aku yang sudah tahu kemampuanmu, kalau orang lain yang minta kamu melakukan hal ini, aku pasti pakai bahan-bahan yang mereka kasih itu untuk bangunkan mereka dari mimpinya." "Terima kasih, Xilonen, dengan adanya ini maka peranku sebagai penengah jadi lebih meyakinkan." Chasca mengambil "Soulsniper: Ritual Staff" yang sangat besar itu, menggunakan tali di tangannya untuk mengukur beratnya. "Ya, ya, ya. Siapa sih yang tidak nurut kalau sudah kena peluru senjata ini? Ini kayaknya senjata terkuat yang pernah aku buat sukumu deh." "Tidak ... 'Peluru yang paling kuat adalah peluru yang belum keluar dari senapan.'" Chasca mengusap-ngusap silinder yang ada di senapan itu, entah bagaimana, pikirannya mengingat kembali tentang perumpamaan di sebuah gulungan kain tenun. "Senjata terkuat ya ...? Mulai sekarang, kita adalah 'Penengah'." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Vision | Pada saat itu, dia sudah lama berubah dari bocah yang selalu menimbulkan masalah, menjadi seorang "Penengah" yang mendamaikan berbagai macam perselisihan. Entah itu antar manusia, antar suku, manusia dan Saurian, ataupun antar Saurian ... Asalkan Chasca maju, hampir tidak ada perselisihan yang tidak bisa diselesaikan. Kalau ada yang di luar logika dan nalar, ada objek yang bahkan tidak bisa tercapai kesepakatan, meskipun sudah berkomunikasi dengan teknik yang paling tinggi sekalipun, itu adalah "Abyss". Setelah dia belajar untuk bisa hidup bersama "dengannya" di dalam hatinya, "suaranya" semakin lama semakin lemah. Chasca bahkan pernah menganggap kalau "suaranya" sudah hilang. Tapi pada saat Perang Penjaga Malam kali itu, "dia" malah sama seperti kupu-kupu yang bermetamorfosis di dalam hatinya, di bawah pengaruh energi Abyss, dia menampakkan wujud sebuah ilusi, sebuah ilusi yang tiada bedanya dengan dirinya. "Akhirnya kita bertemu juga ... Kita sudah bertempur selama ini, tapi masih belum pernah ada pemenangnya. Lebih baik kita selesaikan saja hari ini. Majulah ke depan, peluklah aku ... Aku akan memberimu kekuatan yang terkuat." Dalam perang yang berkepanjangan ini, Chasca mengalahkan makin banyak monster, pengaruh energi Abyss terhadapnya juga makin kuat. Keinginannya untuk bertempur di dalam hatinya juga terus diperkuat. Dia mencari target selanjutnya yang dapat dikalahkannya, dengan buru-buru. Tumpukan tulang di kakinya semakin bertambah tinggi. Ilusi ini mengulurkan tangannya. Di medan pertempuran yang mengerikan itu, dia terlihat seperti utusan kedamaian. Chasca mengangkat senjatanya dan mengarahkannya "kepadanya". Kesempatan yang langka sekali. Akhirnya dia punya kesempatan untuk meluluh lantahkan suara menyebalkan ini. "Mau bunuh aku ya? Tapi, selain aku, siapa lagi sih yang bisa mengerti dirimu? Siapa pula yang bisa temani dirimu?" Makin banyak ilusi yang datang menyerang, seluruh perasaan yang sudah terkubur di dalam hatinya mulai muncul kembali satu demi satu. Dia pernah dibuang karena dianggap sebagai duri dalam daging, menjadi kaum yang didiskriminasi oleh manusia. Dia bukan Saurian, dia juga bukan "manusia" yang normal. Meski dia sudah memiliki "rumah", tapi dia tetap menjalani jalan yang menjadi miliknya sendiri. Api kegundahan yang berkobar di dalam hatinya tidak bisa dimengerti oleh siapa pun, dan tidak bisa dipadamkan oleh siapa pun. Ilusi yang ada di hadapannya ini, sama seperti sumber air yang sudah lama dicari oleh seorang pengembara yang berkelana di padang pasir. Pertempuran yang tiada hentinya ini, apakah akan berakhir pada saat ini? Dia terus melangkah maju ke depan, energi Abyss membungkusnya. Seluruh tubuhnya gemetar, kepalanya pusing. Tapi, perasaan ini sangat familier sekali dengannya ... Sama seperti kembali ke pelukan ibu pada saat kecil. Bagi dia yang pernah dibuang ... Apakah ini benar-benar tempatnya berlabuh? .... Saat dia ingin mengulurkan tangannya dan menyentuh ilusi itu, dia mendengar suara lemah lembut yang memanggilnya dari belakang: "Kakak! Lain kali sebelum keluar rumah, tinggalin catatan dulu ya!" "Pilihlah jalan hidup yang cocok denganmu sendiri, tempat ini akan menjadi rumahmu selamanya." "(Kalau kamu sudah memilih menjadi seperti manusia, jangan pernah kembali lagi.)" "Coya cuma galak di mulut saja, kami semua rindu sekali sama kamu kok ...." Dia menggeleng dan menghentikan langkah kakinya. Pernah suatu kali, dia mengikuti suara hatinya dengan membabi buta, dan mendambakan kekuatan yang lebih kuat. Tapi dia yang sekarang, meski sudah bisa berjalan sendiri, juga mengerti arti sebuah ikatan. Dan ikatan itu, adalah ikatan dengan "manusia". Dia mengangkat senjatanya sekali lagi dan mengarahkannya kepada ilusi itu, lalu menembakkan seluruh peluru yang ada di dalamnya. Ilusi itu pecah berkeping-keping seperti kaca yang pecah. Terlihat darah segar mengalir dari pecahannya. "Heh, dasar palsu ... Jelas-jelas bilangnya mau menghentikan pertempuran, malah menembak aku ... Benar-benar membuatku kecewa." Ilusi itu lenyap bagai kabut, meninggalkan sebuah suara yang selalu bergema di telinga. "Karena aku sudah terlalu 'mengenalmu', aku yakin sekali, ini adalah satu-satunya cara untuk 'menengahi' konflik antara kita berdua." Chasca mengeluarkan silinder tanpa peluru itu, dan kembali mengisinya. Tapi, ada satu "peluru" yang terjatuh di tanah dan mengeluarkan suara yang nyaring. Dia menundukkan kepalanya. Ternyata itu adalah Vision yang bergelimang cahaya. Dia mengambil Vision dan menggunakan jari jempolnya untuk menyentilnya ke udara, lalu menangkapnya kembali. "Ayo, berapa banyak pun pertempuran yang menungguku di depan, aku akan menengahi semuanya, satu per satu ... Termasuk 'kamu'." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
149 responses to “Chasca”
По сути, просто Странник 2.0, играющая через разные стихии по типу Пиро/Крио/Гидро/Электро. Дизайн слишком спорный но и неплохой.
The design stood out for me more than anything, it’s nice to see another elf eared character. But I thought she was a 4 star when I first saw her lol, I guess hoyo is trying to milk any cute character for profit.